Mengenal Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit infeksi pada hati yang disebabkan virus Hepatitis B (HBV). Virus ini dapat menular ketika darah, cairan semen, maupun cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Penularan virus hepatitis dapat terjadi secara vertrikal maupun secara horizontal. Penularan secara vertical yaitu penularan dari ibu ke anak pada saat dalam kandungan. Sedangkan penularan secara horizontal adalah melalui jarum suntik, hubungan seksual, transfusi darah, jarum tato, dll.

Infeksi pada usia dini, contohnya pada bayi yang tertular secara vertikal dari ibu, biasanya tidak timbul gejala / symptomless. Namun justru infeksi dini seperti itu, berisiko lebih besar (sekitar 90%) untuk berkembang menjadi hepatitis kronis. Sedangkan pada orang dewasa lebih sering muncul gejala, namun risiko terjadi hepatitis kronis hanya sekitar 30-50%. Oleh karena itu SANGATLAH PENTING untuk segera memberikan vaksin hepatitis B pada bayi baru lahir.

Gejala

Biasanya orang yang terinfeksi hepatitis B tidak timbul gejala, namun pada sebagian kasus dapat ditemukan adanya gejala akut yaitu:

  • Ikterik (kekuningan pada mata dan kulit)

  • Demam

  • Lelah / fatigue

  • Mual dan muntah

  • Nyeri perut

Pada sebagian kasus, infeksi dapat berkembang menjadi kronis atau pada tahap akhir disebut sirosis hepatis. Sirosis adalah kondisi inflamasi terus menerus dan menyebabkan timbulnya jaringan parut pada hati yang akan mengganggu fungsinya. Gejalanya adalah:

  • Kelemahan

  • Lelah / fatigue

  • Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan

  • Pembesaran payudara pada laki-laki (karena turunnya hormon testosteron)

  • Ruam pada tangan

  • Gangguan kekentalan darah

Bahaya dari Hepatitis B

Pada sebagian kasus, hepatitis B dapat menyebabkan infeksi kronis yang berujung dengan sirosis hepatis maupun kanker hati. Pada sirosis, fungsi hati terganggu. Salah satu yang terganggu adalah fungsi hati sebagai penetralisir racun. Selain itu dapat juga terjadi hipertensi portal, sehingga terjadi varises esofagus yang dapat menyebabkan perdarahan masif. Hipertensi portal juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan pembesaran limpa. Apabila terjadi komplikasi tersebut, dapat terjadi perdarahan maupun kegagalan organ yang dapat berujung kematian. Sampai saat ini belum ditemukan adanya pengobatan untuk hepatitis B yang efektif.

Vaksinasi untuk Hepatitis B

  • Berisi : vaksin rekombinan (protein selubung dari virus hepatitis B)
  • Pemberian : secara suntikan (intra muskular)
  • Diberikan pada : saat lahir, usia 2 bulan, usia 3 bulan, usia 4 bulan
  • Efek samping : – nyeri otot, nyeri lokal atau bengkak pada lokasi penyuntikan
  • demam ringan
  • Penting : Pemberian vaksin hepatitis B pada saat lahir diberikan sebelum usia 12 jam, karena bertujuan untuk mengurangi angka penularan secara vertikal dari ibu

Kesimpulan

Apakah kita perlu memberikan vaksinasi untuk hepatitis? Tentu saja. Dengan efek samping yang relatif ringan dan jarang muncul, pemberian vaksin dapat mencegah terjadinya infeksi hepatitis B, yang dapat berujung dengan sirosis maupun hepatoma. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, infeksi pada usia dini lebih berisiko menjadi infeksi kronis, oleh karena itu sangatlah penting pemberian vaksin hepatitis B untuk bayi baru lahir. Saat ini pemberian vaksin hepatitis B rutin diberikan oleh tenaga kesehatan ketika menolong persalinan. Namun jangan lupa untuk pemberian di usia 2, 3 dan 4 bulan. (Adit)

Sumber:

https://www.cdc.gov/hepatitis/hbv/index.htm

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b

http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/mik/article/download/1211/1116

Share artikel ini: