Bayi prematur

Bayi prematur didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Bayi prematur yang mendapatkan ASI eksklusif dianjurkan untuk mendapatkan suplemen zat besi mulai usia 1 bulan sampai usia 12 bulan sebanyak 2 mg/kg/hari. Suplemen zat besi ini berupa suplemen sirup (sampai dengan usia 6 bulan) dan selanjutnya bisa melalui MPASI yang sudah ditambahkan zat besi.

Bayi prematur bukan ASI eksklusif, kebutuhan zat besinya dihitung berdasarkan jumlah zat besi yang diterima bayi melalui susu formula. Meskipun saat ini susu formula khusus bayi prematur sudah memiliki kadar zat besi yang cukup tinggi, namun masih ditemukan defisiensi zat besi pada usia 4-6 bulan. Pemberian zat besi pada bayi prematur juga harus mempertimbangkan riwayat transfusi darah pada bayi. Bayi dengan riwayat transfusi darah berulang mungkin tidak lagi memerlukan tambahan zat besi.

Bayi cukup bulan dengan ASI eksklusif

Bayi yang lahir cukup bulan pada umumnya memiliki cadangan zat besi yang cukup sampai usia 4-6 bulan. Bayi cukup bulan dengan ASI eksklusif dianjurkan untuk mendapatkan suplemen zat besi 1 mg/kg/hari mulai usia 4 bulan (saat cadangan zat besi mulai menurun) sampai dengan usia 6 bulan (saat mulai diberikan MPASI kaya zat besi). Mulai usia 6 bulan kecukupan zat besi dipertahankan dengan pemberian MPASI kaya zat besi.

Bayi cukup bulan dengan susu formula.

Saat ini dikembangkan penambahan zat besi pada susu formula agar dapat mencegah defisiensi zat besi. Kadar zat besi yang dianjurkan adalah sekitar 12 mg per liter. Telah dibuktikan dari berbagai penelitian bahwa dosis zat besi tersebut tidak meningkatkan risiko infeksi sebagaimana yang dikuatirkan selama ini terkait fortifikasi zat besi.  Pada bayi yang mendapatkan susu formula yang difortifikasi zat besi tidak perlu lagi mendapatkan suplemen zat besi. Setelah usia 6 bulan, bayi tetap dianjurkan mendapatkan MPASI kaya zat besi.

Balita usia 1-3 tahun

Kebutuhan zat besi di usia ini adalah 7 mg perhari. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari.  Di negara-negara sedang berkembang, seringkali ditemukan kurangnya asupan zat besi dari makanan sehari-hari sehingga diperlukan tambahan suplemen zat besi. Pemberian tambahan zat besi ini bervariasi di setiap negara. Berbagai strategi penambahan zat besi dikembangkan mulai dari suplemen yang dapat dikunyah seperti permen, snack yang diperkaya zat besi, bubuk zat besi yang dapat ditambahkan pada makanan, dan lain-lain. Sangat dianjurkan kecukupan zat besi dipenuhi dari makanan sehari-hari yang alami untuk menghindari kelebihan zat besi dari suplemen. (win)

Sumber :

Clinical Report—Diagnosis and Prevention of Iron Deficiency and Iron-Deficiency Anemia in Infants and Young Children (0 –3 Years of Age). Pediatrics.2010

Diperbaharui : 22 Maret 2017

Share artikel ini: