Imunisasi: Mengapa vaksin penting untuk perlindungan kesehatan

1/22/2007

Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak anda. Imunisasi bekerja dengan cara merangsang timbulmya kekebalan tubuh yang akan melindungi anak anda dari penyakit-penyakit sebagai berikut: polio, campak, gondongan, campak Jerman, influenza, tetanus, difteri dan pertusis (batuk rejan).

Tanpa pemberian vaksin, jumlah kematian anak-anak yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut meningkat dan banyak orang yang mengalami komplikasi kronik setelah menderita penyakit tersebut.

Apa yang bisa didapatkan dari imunisasi

Keuntungan jangka pendek imunisasi adalah pencegahan terhadap penyakit infeksi yang berbahya dan mematikan. Keuntungan jangka panjang imunisasi mencakup pemberantasan penyakit infeksi tersebut.

Keberhasilan Imunisasi : Dibuktikan oleh sejarah

Pada tahun 1979 Organisasi Kesehatan Sedunia atau World Health Organization (WHO) mengumumkan keberhasilan 10 tahun program pemberantasan cacar. Cacar merupakan penyakit yang cepat berkembang selama berabad-abad, yang telah menyebabkan kematian dari 30% penderitanya. Penderita yang sembuh mengalami bekas luka yang merusak wajah dan kebutaan diakibatkan adanya kerusakan kornea.

Saat dimulainya kampanye pemberantasan cacar pada tahun 1967, diperkirakan saat itu terdapat 10-15 juta kasus cacar diseluruh dunia setiap tahunnya. Kasus cacar terakhir dilaporkan di Somalia tahun 1977. Adanya keberhasilan pengobatan dan kemampuan bertahan hidup menandai berakhirnya salah satu penyakit yang paling mematikan dan ditakuti dalam sejarah. Keberhasilan kampanye melawan cacar tersebut meningkatkan usaha memberantas penyakit infeksi lainnya. Salah satu yang terpenting adalah pemberantasan polio melalui program Global Polio Eradication Initiative. Pada permulaan program tersebut tahun 1988, polio dilaporkan tersebar luas di 125 negara di seluruh dunia. Sampai Juni 2005 hanya 6 negara yang masih terdapat kasus polio. Hal ini menunjukkan keberhasilan mewujudkan dunia bebas polio pada akhir dekade tersebut.

Di Amerika Serikat, vaksin telah berhasil menurunkan insiden campak sampai 98 % dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B invasif lebih dari 99%. Imunisasi juga menurunkan insiden difteri dari 206.000 kasus dengan 15.520 kematian pada tahun 1921 menjadi rata-rata 2 atau 3 kasus  yang dilaporkan setiap tahunnya sejak tahun 1980.

Masih banyak yang belum mendapatkan imunisasi

Jika anda seperti kebanyakan orang lainnya anda harus percaya terhadap saran dokter anda. Anda mungkin akan mempertimbangkan risiko dan keuntungan pemberian imunisasi untuk anak anda. Selanjutnya anda akan mengerti bahwa dengan mengimunisasi anak anda juga akan membantu melindungi anak lainnya. Sebagian kecil anak tidak boleh diimunisasi, misalnya bila memiliki alergi terhadap vaksin atau kandungan vaksin tertentu, sehingga anak tersebut tentu saja menjadi rentan terhadap penyakit yang dapat dicegah dari vaksin tersebut. Oleh karena itu anak tersebut dapat terhindar dari penyakit tersebut apabila anak-anak disekitarnya telah diimunisasi, karena anak yang telah diimunisasi akan terhindar dari penyakit dan tidak akan menularkan ke anak yang tidak bisa diimunisasi.

Sampai saat ini di Amerika Serikat masih terdapat anak yang belum mendapatkan satu atau lebih imunisasi sesuai yang dianjurkan. Hal ini terjadi akibat ketidaknyamanan yang ditimbulkan, tidak kembali pada waktu yang telah ditentukan, atau lupa kapan harus mendapat suntikan selanjutnya. Hal ini juga dapat disebabkan kurangnya akses untuk mendapatkan sarana kesehatan yang menyebabkan kurangnya kepekaan terhadap pentingnya imunisasi. Selain itu juga dapat disebabkian oleh kesalahpahaman ornag tua tentang risiko yang akan didapatkan bila anak mereka tidak mendapatkan imunisasi.

Risiko wabah penyakit

Dilihat dari sudut yang lain, program imunisasi juga malah menjadi korban dari keberhasilan luar biasa program itu sendiri. Akibat sudah jarangnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di Amerika Serikat, orang tua dapat menganggap pemberian imunisasi menjadi kurang penting. Orang tua tidak pernah tahu seperti apa kasus difteri, polio, atau tetanus. Orang tua akan merasa dengan menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik maka akan terbebas dari penyakit infeksi tersebut. Selain itu juga orang tua merasa aman karena berada di lingkungan orang-orang yang telah mendapatkan imunisasi. Akan tetapi alasan tersebut tidak kuat, karena hasil yang bermakna baru didapatkan setelah penggunaan vaksin yang luas.

Kenyataannya penyakit yang sepertinya telah menghilang di Amerika Serikat dapat muncul kembali dengan cepat.  Hal ini diakibatkan, kuman penyebab penyakit masih hidup di negara lain, dan terbawa kembali ke Amerika lewat perjalanan wisata misalnya. Cukup dengan satu pembawa kuman saja, maka penyakit infeksi dapat meluas, khususnya pada orang-orang yang tidak mendapatkan perlindungan imunisasi.

Orang-orang yang tidak mendapatkan imunisasi dengan tepat juga berisiko untuk terinfeksi. Seperti pada awal tahun 1990 di Amerika Serikat, campak kembali mewabah akibat imunisasi yang tidak adekuat.

Perhatian terhadap keamanan vaksin

Seiring dengan keberhasilan vaksin, perhatian publik akan keamanan vaksin juga meningkat. Banyak orang tua yang takut bahwa pemberian vaksin terhadap anaknya dapat menimbulkan efek samping yang serius bahkan dapat menimbulkan penyakit itu sendiri. Dengan melihan laporan tentang reaksi baik ringan maupun berat setelah pemberian imunisasi, dapat membantu meningkatkan tingkat perhatian orang tua terhadap pemberian vaksin.

Sebelum vaksin digunakan, vaksin tersebut harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA). Untuk memenuhi standar tersebut harus melewati perkembangan yang sangat lama, bahkan bisa mencapai 10 tahun. Selama waktu tersebut vaksin mengalami tiga tahap uji klinis. Setelah vaksin dapat dipergunakan di masyarakat luas kembali FDA dan Pusat Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) secara berkelanjutan melakukan pengawasan terhadap keamanan vaksin tersebut. Selain itu vaksin juga merupakan bagian dari penelitian dokter, peneliti,  dan tenaga kesehatan yang sedang berjalan.

Meskipun demikian vaksin seperti halnya dengan obat lain tidak lepas dari efek samping. Sebagian besar efeknya sangat kecil dan sementara, seperti nyeri pada lengan, demam ringan, atau bengkak pada bekas suntikan. Efek samping yang berat seperti kejang atau demam tinggi  sangat jarang terjadi. Bila efek itu terjadi maka akan mendapatkan perhatian penuh dari FDA.

Apabila terjadi kasus kejadian ikutan setelah pemberian imunisasi, orang tua bias melaporkan kepada Sistem Pencatatan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Vaccine Adverse Event Report System, suatu kerja sama antara FDA dan CDC.

Artikel Lengkap:
http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id=CC00013

n/a

Share artikel ini: