Kriteria diagnosis:
- Kejadian penolakan makan muncul tiba-tiba dan gejalanya cukup berat.
- Tidak ada usia khsusus, dapat muncul pada usia berapa saja.
- Kejadian ini diawali dengan adanya trauma pada saluran cerna terutama kerongkongan seperti peristiwa tersedak, anak sakit dengan muntah hebat, pemasangan selang nasogastrik, penyedotan lendir / suction, atau pasca pemaksaan makan yang traumatik.
- Penolakan makanan pada umumnya tidak berkaitan dengan makanan tetapi dengan cara memberi makan seperti:
- Menolak minum dari botol tetapi mau minum dari sendok.
- Menolak minum saat bangun, tetapi saat mengantuk dan menjelang tidur anak mau minum dari botol susu.
- Menolak makanan padat, namun jika dihaluskan anak mau makan.
- Anak tampak stress saat berada pada posisi makan seperti:
- Mengamuk saat ingin didudukkan di kursi makan
- Menolak saat melihat botol atau makanan
- Melepeh saat disuapi.
- Jika penolakan makan terjadi dalam waktu yang lama, maka dapat terjadi gangguan pertumbuhan.
Terapi:
- Atasi penyakit penyebab (obati jika terdapat kelainan GERD, atau penyakit lain yang menyebabkan anak muntah).
- Jika anak trauma terhadap botol susu, dapat diberikan saat ia mengantuk dan diperkenalkan perlahan saat ia terbangun.
- Buatlah suasana makan menjadi menyenangkan misalnya sambil bernyanyi atau bermain (ini adalah kondisi satu-satunya yang diperkenankan bermain saat makan).
- Tingkatkan kepadatan makanan secara bertahap.
- Seringkali anak perlu dikonsulkan ke psikiater terutama anak-anak yang telah mengalami trauma medis yang berat seperti menjalani intubasi atau pemasangan alat-alat medis lainnya pada saluran cerna.
Sumber:
Posttraumatic feeding disorder. Diagnosis and treatment of feeding disorders in infants, toddlers, and young children. Irene Chatoor. National center for infants, toddlers, and families. Washington DC. 2009