Pada saat di dalam kandungan, janin memperoleh zat besi dari ibunya. Transfer zat besi dari ibu kepada bayi tersebut terutama terjadi saat bulan-bulan terakhir kehamilan, Dengan demikian, bayi yang lahir premature, cadangan zat besinya lebih sedikit daripada bayi yang lahir cukup bulan. Cadangan zat besi juga rendah pada bayi terlahir dari ibu diabetes dan pada bayi yang berat lahirnya rendah.

Kadar zat besi dalam ASI relatif sama pada setiap ibu karena tidak banyak dipengaruhi oleh kadar zat besi pada tubuh ibu, melainkan kadar transferin (sebuah protein yang mengikat besi) pada kelenjar susu. ASI mengandung 0,35 mg zat besi per liter, kolostrum dapat mengandung sampai 0,8 mg per liter.

Mari kita simak zat besi berdasarkan periode usia bayi.

  • Bayi baru lahir. Ada dua hal penting yang dapat mencukupi kebutuhan zat besi pada bayi baru lahir. Pertama, cadangan zat besi yang didapatkan saat dalam kandungan, dan kedua adalah kadar hemoglobin yang tinggi pada bayi baru lahir (kadar hemoglobin bayi baru lahir sekitar 17-22 g/dL sedangkan dewasa sekitar 12 g/dl saja). Pada dua bulan pertama kehidupan, kadar hemoglobin bayi turun dan metabolism sisa penghancuran hemoglobin tersebut adalah zat besi yang selanjutnya disimpan sebagai cadangan.
  • Saat usia 0-2 bulan ini, kebutuhan zat besi bayi tidak terlalu tinggi yakni sekitar 0,27 mg per hari. Kebutuhan ini dapat dicukupi dari ASI saja.
  • Saat memasuki usia 2-4 bulan pertumbuhan bayi semakin pesat. Pembentukan hemoglobin meningkat dan kebutuhan zat besi pun meningkat, Pada periode ini, cadangan zat besi mulai dipakai. Ketika bayi berusia 4 bulan ke atas, cadangan zat besi mulai menurun (sedangkan kadar kadar zat besi dari ASI tidak bertambah).
  • Akibatnya pada usia 6 bulan, cadangan zat besi dan ASI tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan zat besi (yang dapat mencapai 11 mg per hari).
  • Setelah 6 bulan, kebutuhan nutrisi dan zat besi tergantung dari makanan. Oleh karena itu, protein hewani kaya zat besi harus diberikan segera setelah MPASI dimulai.

Berdasarkan fakta-fakta tesebut diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • Bayi prematur sangat rentan kekurangan zat besi, oleh karena itu, pemberian suplemen zat besi pada bayi prematur diberikan lebih awal.
  • Bayi ASI eksklusif mulai mengalami penurunan cadangan zat besi pada usia sekitar 4 bulan.
  • Makanan pendamping ASI (MPASI) dimulai di usia 6 bulan dengan menyertakan protein hewani tinggi zat besi. Menunda MPASI dan memperpanjang ASI eksklusif dapat meningkatkan risiko kekurangan zat besi pada anak.

Rekomendasi pemberian zat besi pada bayi dapat dilihat pada artikel berikut  “Rekomendasi pemberian supplemen besi”

Sumber:

–       Nutrient adequacy of exclusive breastfeeding  for the term infant  during  the first six months of life.World Health Organization. 2002.

–       Complementary feeding.  World Health Organization. 2000

Clinical Report—Diagnosis and Prevention of Iron Deficiency and Iron-Deficiency Anemia in Infants and Young Children (0 –3 Years of Age). Pediatrics.2010.

Diperbaharui : 22 Maret 2017

Share artikel ini: