Sudah mulai jarang melihat orangtua memberi bekal untuk anak ke sekolah. Sibuk, salah satu alasannya. Anak pun “terpaksa” jajan di sekolah. “Keterpaksaan” yang malah menjadi kesenangan bagi anak. Orangtua pun menjadi sedikit “lega”, paling tidak anaknya tidak kelaparan di sekolah. Namun, tanpa disadari bahaya mengintai. Makanan tercemar kuman. Makanan tinggi gula. Makanan kaya pewarna dan pengawet. Siapa yang dapat mengawasi? Oleh karena itu, yuk mari kita buat snack sehat mulai hari ini. Berikut tips dari Mayo Clinic:
- Jauhkan junk food di rumah. Pilihlah snack yang sehat. Orangtua perlu memberi contoh yang baik, baru anak bisa meneladani.
- Makanan berbahan dasar gandum utuh (whole grain) memberikan energi lebih banyak sehingga tidak cepat lapar.
- Mix and match. Orangtua perlu meracik makanan agar lebih padu padan, misalnya selai kacang dioleskan tidak hanya pada roti, tapi bisa juga ke buah apel.
- Makanan lebih bervariasi. Perluas pengalaman makan anak dengan makanan yang lebih beragam. Berilah sesekali makanan yang mungkin jarang dimakan oleh anak.
- Berikan makanan sarapan yang sehat sebagai menu snack sore.
- Berikan rasa manis pada snack yang dibuat. Rasa manis tidak harus selalu dari gula pasir melainkan buah. Sebagai contoh: agar-agar/puding yang dicampur dengan buah-buahan.
- Kreasikan makanan dalam bentuk yang lucu dan unik, misalnya mencetak nasi dengan cetakan berbentuk bintang atau membuat “wajah manusia” dari telur ceplok goreng.
- Berikan kebebasan bagi anak untuk mengambil sendiri snacknya. Potongan buah segar atau snack bar dapat diletakkan di kulkas atau lemari yang dapat dijangkau oleh anak.
- Baca label nutrisi yang tertulis pada kotak makanan dengan seksama. Jangan hanya percaya dengan jargon “bebas lemak” karena makanan tersebut mungkin saja tinggi kadar natrium dan gula.
- Buatlah zona snack di dalam rumah, misalnya di area dapur. Zona snack jangan dekat dengan televisi. Sediakan juga snack yang bisa dipegang dan dibawa pergi oleh anak misalnya pisang, snack bar dari sereal atau kacang kedelai, biskuit keju, dll.
Situs Kidshealth menekankan pentingnya peran orangtua sebagai role model, misalnya dengan makan bersama sesering mungkin. Makan bersama juga menjadi sarana interaksi dan waktu yang berkualitas Orangtua dapat mengajari anak untuk membaca label makanan sehingga perlahan anak akan mengerti makanan apa yang baik dan tidak baik. Pemberian snack maksimal dua kali sehari, yaitu waktu di antara makan pagi dan siang serta antara makan siang dan malam.
Smart parents, makan tidak hanya membuat kenyang si kecil tapi makan adalah bentuk interaksi sederhana antara orangtua dan anak. Memberikan makanan yang bergizi adalah bentuk kasih sayang dan tanggungjawab orangtua kepada anak. (Felix)