Dijawab oleh Carol Baird, MD, memiliki sertifikasi untuk pengobatan penyakit dalam dan latar belakang merawat orang lanjut usia.
*Pertanyaan : Apa itu polifarmasi?
Polifarmasi adalah kata yang digunakan untuk pengobatan yang berlebihan dibanding yagn diindikasikan secara medis. Obat-obatan yang dimaksud bisa obat-obatan yang diresepkan atau obat-obatan yang dijual bebas. Tidak ada jumlah pasti obat yang berarti terlalu banyak namun jika anda mengkonsumsi sekitar 7 atau 8 jenis obat maka ada kemungkinan peningkatan interaksi antar obat.
*Pertanyaan : Apa permasalahan yang akan timbul?
Permasalahan yang akan timbul adalah pada pingsan, peningkatan akan rasa pusing dan masalah daya ingat. Makin banyak obat yang dikonsumsi maka makin besar kemungkinan tidak dikonsumsi dengan benar. Penelitian menunjukkan sekitar 75% pada rentang semua usia tidak dapat mengkonsumsi obat 7 jenis sehari tanpa melewatkan dosis yang seharusnya. Jadi jika orang lanjut usia mengkonsumsi 7 sampai 9 obat-obatan maka kemungkinan untuk mengkonsumsi sesuai dosis adalah kecil kemungkinannya.
*Pertanyaan : Apa yang paling penting harus dilakukan untuk menghindari polifarmasi?
Jangan ragu untuk menanyakan ke dokter anda. Akhirnya obat-obatan itu akan masuk ke dalam tubuh anda sendiri, jadi jika memiliki pertanyaan tentang dosis, bagaimana mengkonsumsinya tanyalah ke dokter atau farmasi anda sebelum memulai mengkonsumsinya.
*Pertanyaan : Apa contoh obat yang dijual bebas yang dapat berinteraksi dengan obat yang diresepkan?
Obat-obatan yang dijual bebas termasuk vitamin, suplemen herbal, penghilang rasa sakit dan flu dapat mengandung alkohol, tembakau dan kafein. Jumlah bahan kimia yang dapat masuk kedalam tubuh kita ada batasannya. Ada mitos yang mengatakan bahwa obat-obatan yang dijual bebas dan produk kesehatan natural adalah aman dan tidak berinteraksi dengan apapun. Ini tidak benar, obat-obatan yang diklaim natural dan dijual bebas belum tentu aman.
*Pertanyaan : Kenapa orang lanjut usia yang paling beresiko?
Ada beberapa alasan. Orang lanjut usia biasanya memiliki beberapa kondisi medis kronik. Misalnya diabetes, serangan jantung, arthritis dan akhirnya dokter akan meresepkan beberapa obat-obatan. Biasanya efek samping dari satu obat maka akan diresepkan melalui obat selanjutnya. Sementara efek samping obat kedua diresepkan dengan obat ketiga dan seterusnya. Tanpa ada yang mengontrol obat-obatan yang diresepkan maka pasien dapat mengkonsumsi obat-obatan yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Orang lanjut usia biasanya membutuhkan obat dengan dosis yang lebih rendah karena sistem organ tubuh mereka tidaklah dapat membersihkan sisa obat-obatan sehingga mereka harus sering mengontrol kondisi fisik mereka.
*Pertanyaan : Bagaimana dengan metode manajemen obat?
Pasien harus ingat jika mengkonsumsi obat-obatan lebih dari 7 jenis di daftar pribadi mereka termasuk obat-obatan yang dijual bebas. Maka haruslah menanyakan ke farmasi atau dokternya untuk direview secara keseluruhan. Akan lebih baik bertanya ke satu dokter dan farmasi anda untuk mengecek obat-obatan anda serta efek sampingnya.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan anda untuk mengkonsumsi obat-obatan tepat waktu. Beberapa orang menggunakan kotak-kotak khusus, kalender dan ada juga yang menggunakan reminder untuk membantu mengingatkan mengkonsumsi tepat waktu. Anda juga harus memastikan untuk membaca petunjuk konsumsi yang tertera, walaupun kadang tulisannya terlalu kecil untuk dibaca. Jika tidak jelas mintalah instruksi konsumsi yang lebih jelas, beberapa farmasi akan memberikan keterangan yang lebih jelas kepada anda.
*Pertanyaan : Bisakah manajemen obat malah meningkatkan biaya resep?
Permasalahan polifarmasi makin buruk dan buruk, ketika pasien diberikan pengobatan baru maka seharusnya tanyalah kepada dokter anda, berapa mahal obat yang diberikan. Terkadang ada jenis generik yang bisa lebih murah. Tanyakan lah ke dokter anda.
Sumber : http://www.providence.org/Oregon/Health_Information/PolypharmacyQA.htm