Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit jenis Plasmodium yang hidup dan berkembang biak di dalam sel darah merah manusia. Plasmodium termasuk jenis parasit protozoa (mikroorganisme bersel satu). Plasmodium ditularkan lewat gigitan nyamuk Anopheles. Indonesia adalah negara endemik malaria dengan jumlah kasus terbanyak berasal dari daerah Indonesia timur. Malaria sangat berbahaya dan bila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Gejala dan Tanda
Keluhan yang sering dijumpai pada malaria adalah menggigil, demam, dan berkeringat. Akan tetapi gejala tersebut tidak khas untuk malaria dan dapat ditemukan pada penyakit infeksi lainnya. Gejala lain yang bisa muncul adalah sakit kepala, muntah, diare. Gejala-gejala tersebut dapat hilang dengan sendiri nya dan muncul kembali dalam waktu 24-48 jam.
Penderita malaria dapat mengalami kondisi yang disebut malaria berat yang ditandai penurunan kesadaran, kejang, syok, anemia berat, dan lain-lain. Kondisi malaria berat sangat berisiko menyebabkan kematian,oleh karena itu pasien malaria perlu didiagnosis dengan segera. Petunjuk utama untuk mendiagnosis malaria adalah riwayat pernah tinggal atau berpergian ke daerah endemik malaria dalam waktu sebulan terakhir. Kecuali Jawa dan Bali, malaria masih sering ditemukan semua wilayah Indonesia dengan angka kejadiannya berbeda-beda. Daerah Papua adalah wilayah Indonesia dengan angka kejadian malaria yang paling tinggi.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Ketika dokter memeriksa pasien malaria, ia mungkin menemukan pasien tersebut demam tinggi, pucat, mengalami pembesaran hati atau limpa. Diagnosis pasti malaria adalah dengan menemukan parasit malaria di dalam darah. Ada dua pemeriksaan laboratorium yang umumnya tersedia untuk mendiagnosis malaria, yaitu pemeriksaan dengan mikroskop dan pemeriksaan rapid diagnostic test (RDT).
Pemeriksaan dengan mikroskop memerlukan waktu lebih lama (sekitar 30-60 menit) dan harus diperiksan oleh orang yang terlatih (mikroskopis malaria). Pemeriksaan RDT lebih cepat, tidak perlu pembacaan mikroskop, tetapi terbatas dalam membedakan jenis malaria.
Tata Laksana
Tata laksana utama pada malaria adalah obat antimalaria. Obat yang diberikan kepada penderita malaria dipengaruhi beberapa faktor yaitu: jenis parasit malaria yang menginfeksi; malaria berat atau bukan; usia; wanita hamil atau bukan. Saat ini obat malaria yang digunakan adalah golongan artemisinin dan primakuin.
Pengobatan malaria harus dilakukan di fasilitas kesehatan. Penderita malaria tidak dianjurkan untuk meminum sendiri obat malaria tanpa pengawasan dokter. Antimalaria jenis klorokuin telah lama digunakan secara bebas tanpa pengawasan. Akibatnya saat ini klorokuin telah resisten dan tidak dipakai lagi dalam pengobatan malaria di Indonesia.
Informasi mengenai berbagai obat antimalaria dapat dibaca diartikel: Amodiaquin, Artesunate, Athemeter, Kina, dan Klorokuin.
Penularan Malaria
Terdapat lima jenis plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, Plasmodium knowlesi. Kelimanya memiliki karakteristik yang berbeda. Plasmodium yang terbanyak pada manusia adalah jenis falciparum dan vivax. Malaria yang disebabkan P. falciparum dapat menimbulkan gejala yang berat sampai kematian. Malaria akibat P. vivax jarang menimbulkan kematian akan tetapi dapat menyebabkan kekambuhan walaupun sudah diobati.
Penularan terjadi lewat nyamuk Anopheles yang menggigit penderita malaria. Jika darah yang dihisap nyamuk tersebut mengandung Plasmodium, di dalam perut nyamuk tersebut akan terjadi perkembangbiakan Plasmodium. Nyamuk itu kemudian menggigit orang lain yang sehat dan menularkan Plasmodium.Dengan demikian penularan parasit malaria diperantarai nyamuk.
Nyamuk anopheles tersebar luas di Indonesia. Akan tetapi penularan malaria tidak akan terjadi apabila tidak ada sumber penularan, yaitu orang yang sudah terinfeksi malaria.
Pencegahan
Pencegahan utama tertular malaria adalah proteksi diri dari gigitan nyamuk saat berada di daerah endemik malaria. Nyamuk anopheles biasanya mengigit mulai dari sore hari sampai pagi hari. Upaya pencegahan gigitan nyamuk antara lain: memakai kelambu berinsektisida, repellent (lotion antinyamuk), memasang kawat kassa pada ventilasi, memakai pakaian yang menutupi lengan dan kaki, dan lain-lain.
Selain itu, ada pula pencegahan dengan menggunakan obat yang dikonsumsi selama berada di daerah endemik. Akan tetapi penggunaan obat profilaksis ini terbatas untuk mereka yang berpergian ke daerah endemik malaria dalam waktu yang tidak lama. Pencegahan utama malaria adalah menghindari gigitan nyamuk. Pemakaian obat profilaksis harus sesuai petunjuk dokter. (Daniel)
Referensi
1. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. 2011
2. Mayo Clinic. Malaria. http://www.mayoclinic.com/health/malaria/DS00475