Antibiotik adalah salah satu temuan terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Antibiotik dapat membunuh bakteri jahat dan menyembuhkan seseorang yang terkena penyakit karena bakteri. Dewasa ini antibiotik tidak hanya membantu dalam melawan bakteri jahat tetapi juga berperan dalam memengaruhi bakteri menjadi kebal atau resisten terhadap antibiotik itu sendiri.
Antimicrobial review menyatakan prediksi bahwa apabila resistensi terhadap antibiotik tidak dikendalikan sejak saat ini maka pada tahun 2050 dapat terjadi 10 juta kematian terkait resistensi terhadap antibiotik. Jumlah kematian ini sama dengan 19 kematian dalam 1 menit. Apakah bisa dibayangkan terdapat 19 kematian di dunia ini setiap menitnya terkait dengan infeksi yang tidak bisa diatasi dengan antibiotik? Bayangkan saat saudara atau anak atau orang tua kita sedang mengalami infeksi dan tidak dapat lagi ditolong dengan antibiotik dan yang hanya kita bisa lakukan adalah menunggu kematian?
Dr. Stuart Levy,presiden Alliance for the Prudent Use of Antibiotiks, menyatakan “antibiotics are uniquely societal drugs because individual use effects others in the community and environment”. Antibiotik yang kita gunakan secara pribadi ternyata memengaruhi komunitas dan lingkungan. Bayangkan kalua kita menggunakan antibiotik secara pribadi dan tidak tepat ternyata efeknya tidak hanya kepada diri kita tetapi juga kepada masyarakat dan lingkungan hidup kita. Bagaimana caranya? Sebagai ilustrasi, bila kita menggunakan antibiotik secara serampangan maka kita bisa mendorong terjadinya bakteri yang kebal terhadap antibiotik, dan ternyata bakteri tersebut bisa kita pindahkan ke orang lain atau kita pindahkan ke lingkungan sekitar kita.
Dampak resistensi terhadap antibiotik diprediksi pada tahun 2050 akan menyebabkan 28,3 juta orang jatuh miskin; biaya Kesehatan akan meningkat dari 300 milyar dolar menjadi 1 triliun dolar menurut prediksi Bank Dunia. Hal ini akan berefek terutama pada negara-negara pendapatan rendah dan Indonesia dapat terdampak.
Untuk mengurangi dampak resistensi terhadap antimikroba, maka kita perlu bersama-sama bekerja sama. Setiap tahunnya pada tanggal 12-18 November dirayakan sebagai pekan kesadaran antibiotik internasional. Pada tahun ini World Antibiotik Awareness Week adalah meningkatkan pesan bahwa jangan terburu-buru dalam menggunakan antibiotik (Think twice. Seek advice) dan sampaikan pesan kepada masyarakat bahwa penggunaan antibiotic yang tidak tepat membuat kita semua berbahaya (Misuse of Antibiotics puts all at risk)
Mari kita belajar bahwa antibiotik harus dijaga, dan kita sebarluaskan informasi yang tepat mengenai antibiotik agar semakin banyak yang peduli dan menggunakan antibiotik dengan bijak (Antibiotic handle with care)-ysk.
Be smart, be healthier,
Salam SEHAT
Sumber bacaan: