Penyebab

Sumber : CDC

IPD disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau pneumococcus.

Pneumococcus menyebabkan beberapa tipe infeksi, yaitu:

  • Pneumonia (infeksi pada paru-paru)
  • Bakteremia (infeksi dalam aliran darah)
  • Meningitis (infeksi pada jaringan yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang)
  • Infeksi telinga
  • Infeksi sinus

Faktor-faktor Risiko

  • Orang-orang yang memiliki risiko lebih besar untuk terkena IPD yaitu:
  • Anak-anak yang memiliki beberapa kondisi berikut:
  1. Usia di bawah 2 tahun
  2. Memiliki penyakit diabetes, sickle cell disease, infeksi HIV, kondisi immune compromising, sindrom nefrotik, atau penyakit kronis pada jantung, paru-paru, ginjal dan hati.
  3. Mengalami implan koklea atau kebocoran cairan serebrospinal (keluarnya cairan yang berada di sekeliling otak atau sumsum tulang belakang).
  • Orang dewasa usia 65 tahun atau lebih
  • Orang dewasa usia 19-64 tahun berisiko terkena IPD bila berada pada kondisi:
  1. Mengalami penyakit kronis, antara lain jantung, hati, ginjal atau paru-paru (termasuk penyakit obstruksi paru-paru kronis, emfisema dan asma), diabetes atau kecanduan alkohol.
  2. Kondisi sistem imunitas tubuh lemah seperti pada penderita HIV/AIDS, kanker, atau kerusakan/tidak ada limpa.
  3. Mengalami implan koklea atau kebocoran cairan serebrospinal (keluarnya cairan yang berada di sekeliling otak atau sumsum tulang belakang).
  4. Merokok.

Penyebaran

Bakteri Pneumokokus menyebar dengan cara kontak langsung dengan sekresi pernafasan seperti air ludah atau mukus (lendir).

Bakteri ini juga ada dalam hidung atau tenggorokan banyak orang (disebut karier yaitu pembawa penyakit), terutama anak-anak, tanpa menyebabkan sakit. Pada karier bisa terjadi autoinokulasi oleh bakteri yang sudah ada dalam saluran pernafasan atas mereka.

Tanda dan Gejala

  • Pneumokokus pneumonia (infeksi paru-paru) adalah penyakit Pneumokokus parah yang paling sering terjadi pada orang dewasa.
  • Masa inkubasi 1-3 hari. Gejala-gejalanya antara lain:
  • Mendadak demam dan menggigil atau kaku
  • Batuk berdahak
  • Napas cepat atau sulit bernapas
  • Nyeri dada
  • Detak jantung cepat
  • Orang dewasa dengan pneumokokus pneumonia akan mengalami bingung, atau respon yang lambat.
  • Pneumokokus meningitis adalah infeksi jaringan yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang. Gejala-gejala yang terjadi:
  • Kaku kuduk
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Photophobia (mata menjadi sensitif terhadap sinar)
  • Bingung
  • Pada bayi, meningitis dapat menyebabkan kesulitan makan dan minum, respon yang lambat dan muntah.
  • Pneumokokus bakteremia adalah infeksi dalam darah. Gejala-gejalanya meliputi:
  • Demam
  • Menggigil
  • Respon lambat
  • Gejala infeksi telinga (otitis media) meliputi:
  • Sakit telinga
  • Kendang telinga merah dan bengkak
  • Demam
  • Mengantuk

Diagnosis

  1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
  2. Pemeriksaan laboratorium
  • Bila dokter menduga Invasive Pneumococcal Disease maka yang digunakan sebagai sampel adalah darah atau CSF (cerebrospinal fluid=cairan serebrospinal)
  • Kultur bakteri
  • Pemeriksaan Gram pada dahak
  • Deteksi antigen dalam urin menggunakan immunochromatograpic membrane technique

Penanganan

Pengobatan untuk IPD biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik spektrum luas terlebih dahulu, sambil menunggu hasil laboratorium yang menentukan antibiotik yang lebih spesifik.

Komplikasi

Infeksi pneumokokus biasanya ringan, namun beberapa bisa menyebabkan kematian atau permasalahan jangka panjang lainnya seperti kerusakan otak dan kehilangan pendengaran.

Meningitis adalah tipe paling parah dari IPD. Sekitar 1 dari 15 anak-anak usia di bawah 5 tahun yang menderita IPD akan meninggal dunia. Pada pasien usia lanjut kemungkinan meninggal akan meningkat. Komplikasi lain adalah kehilangan kemampuan mendengar dan keterlambatan perkembangan.

Bakteremia adalah tipe IPD yang menginfeksi darah. Sekitar 1 dari 100 anak usia di bawah 5 tahun akan meninggal dunia akibat infeksi ini.

Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang bisa berlangsung ringan maupun parah pada semua usia. Komplikasi yang bisa terjadi antara lain:

  • Infeksi pada daerah antara membran yang mengelilingi paru-paru dengan rongga dada (empyema)
  • Peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung (pericarditis)
  • Penyumbatan jalan napas yang mengalirkan udara ke paru-paru (obstruksi endobronkial), dengan rusaknya paru-paru (atelektasis) dan menumpuknya nanah dalam paru-paru.

Sekitar 5 dari 100 orang penderita non-invasif pneumokokus pneumonia meninggal karenanya, angkanya akan meningkat pada penderita usia lanjut.

Infeksi sinus dan telinga biasanya ringan dan lebih sering terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh pneumokokus. Tetapi komplikasi yang terjadi pada anak-anak yang sering terkena infeksi telinga adalah kemungkinan perlu memakai ear tubes.

Pencegahan

Pencegahan terbaik adalah vaksinasi. Vaksin yang digunakan adalah PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) dan PPSV (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine).

Penggunaan antibiotik untuk pencegahan (profilaksis) tidak dianjurkan oleh CDC.

Karena ada lebih dari 90 serotipe Pneumokokus yang dapat menyebabkan penyakit, maka infeksi pertama yang dialami tidak akan memberikan kekebalan terhadap serangan infeksi berikutnya. Oleh karena itu CDC masih merekomendasikan vaksinasi pneumokokus untuk anak-anak dan dewasa yang pernah terjangkit penyakit pneumokokus sebelumnya. (syl)

Sumber:

  1. https://www.cdc.gov/pneumococcal/index.html

2. https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/pneumo.html

Share artikel ini: