Di lapangan:
“Sudah seminggu ini kedua lutut saya nyeri dan kaku, terutama saat jongkok dan sembahyang. Berat badan saya memang berlebih. Lalu saya dikasih tahu untuk minum suplemen yang isinya glukosamin dan kondroitin.”
Kutipan dari sebuah website (disadur): “Bagi penderita nyeri sendi, periksa ke dokter. Bila penyebabnya adalah bantalan sendi aus, konsumsilah suplemen yang mengandung glukosamin dan kondroitin.”
De Rhetorica:
- Glukosamin adalah zat yang dapat ditemukan alami di tulang rawan dan cairan sendi. Hal tersebut memunculkan pendapat bahwa konsumsi glukosamin dapat memperbaiki struktur tulang rawan dan sendi pada penyakit radang sendi, seperti osteoartritis.
- Bentuk sediaan: oral, injeksi (intramuskular [suntik di otot] dan intraartikular [suntik di celah sendi]). Sediaan glukosamin oral dijual sebagai suplemen bukan obat.
- Indikasi: mengurangi nyeri sendi, mengurangi penyempitan celah sendi, membantu produksi tulang rawan, memperbaiki pergerakan sendi.
- Efek samping: mual, nyeri ulu hati, diare, gatal. Akan tetapi, pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
- Kontraindikasi: hipersensitif terhadap glukosamin sulfat, fenilketonuria (karena produk oral yang dijual mengandung aspartam).
- Hati-hati dikonsumsi pada kehamilan maupun menyusui.
- Efek positif glukosamin pada osteoartritis masih menuai kontroversi. Sebuah studi oleh Vetter yang dirilis tahun 1969 memaparkan bahwa gejala nyeri sendi berkurang setelah pemakaian glukosamin topikal. Selanjutnya, banyak penelitian yang terus dibuat untuk mencari kebenaran efek glukosamin pada osteoartritis, namun tentu jenis penelitian yang paling tinggi derajatnya adalah meta-analisis.
- McAlindon dkk (meta-analisis): terdapat bias publikasi – studi dibiayai oleh produsen farmasi yang bersangkutan. Efek positif glukosamin pada osteoartritis tidak terlihat dalam masa terapi 4 minggu, sehingga disarankan perlu penelitian dalam jangka panjang.
- Richy dkk (meta-analisis): glukosamin menurunkan progresifitas penyempitan celah sendi selama masa terapi 3 tahun. Konsumsi glukosamin juga dapat ditoleransi dengan baik, sama seperti kelompok yang minum plasebo.
- Bjoral dkk (meta-analisis): glukosamin dapat mengurangi nyeri sendi namun efek tersebut kecil dan hanya terjadi pada masa terapi 2-3 minggu awal.
- Distler dan Angueloouch (meta-analisis): inkonklusif karena desain penelitian yang lemah.
- Cochrane Review (meta-analisis): banyak penelitian yang memiliki desain yang lemah. Ketika penelitian dengan desain bagus saja yang ditelaah, glukosamin tidak lebih baik dibandingkan plasebo baik dalam mengurangi nyeri maupun fungsi sendi. Akan tetapi ketika penelitian dengan semua desain (lemah dan bagus) ditelaah, glukosamin mengurangi nyeri sebesar 28% dan meningkatkan fungsi sendi sebesari 21% daripada plasebo.
- Wandel dkk (meta-analisis): glukosamin tidak lebih baik daripada plasebo dalam mengurangi nyeri sendi maupun menurunkan progresifitas penyempitan celah sendi.
- Food and Drug Administration: glukosamin (dan kondroitin) tidak mengurangi risiko terjadi osteoartritis.
- Rekomendasi dari American Academy of Orthopaedic Surgeons 2013: glukosamin (dan kondroitin) tidak direkomendasikan pada pasien yang mengalami osteoartritis. [Rekomendasi: kuat]
Referensi:
- Matheson AJ, Perry CM. Drug Aging. 2003;20:1041-60.
- Vetter G. Munc Med Wochenschr. 1969;11:1499-502.
- McAlindon TE, dkk. JAMA. 2000;283:1469-75.
- Richy F, dkk. Arch Intern Med. 2003;163:1514-22.
- Bjoral JM, dkk. Eur J Pain. 2007;11:125-38.
- Distler J, Angueloouch A. J Am Acad Nurse Pract. 2006;18:487-93.
- Wandel S. BMJ. 2010;341:c4675.
- Towheed T, dkk. 2009. http://summaries.cochrane.org/CD002946/glucosamine-for-osteoarthritis.
- Vangsness CT Jr, dkk. Arthroscopy. 2009;25:86-94.
- Food and Drug Administration. http://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/04/briefing/4045b1_05-conclusions.htm.
- American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2013. http://www.aaos.org/Research/guidelines/TreatmentofOsteoarthritisoftheKneeGuideline.pdf.