Penyakit cacing kremi disebut juga enterobiasis, oksiuris, atau pinworm. Cacing kremi berukuran 0,5-1 cm.  Cacing dewasa tinggal di usus besar manusia. Cacing dewasa betina akan bergerak ke anus untuk menyimpan telur-telurnya di lipatan anus dan menempelkannya dengan suatu zat yang lengket. Zat inilah yang menyebabkan rasa gatal di anus. Pergerakan cacing menyimpan telur pada umumnya terjadi di malam hari. Telur ini dapat menetas, dan cacing muda kembali ke dalam anus dan usus bagian bawah. Telur yang terdapat di sekitar anus dapat pindah ke jari tangan, pakaian, sprei atau terbang di udara. Telur dapat terhirup kemudian tertelan. Telur ini akan menetas di usus halus menjadi larva dan berkembang menjadi bentuk dewasa di usus besar. Telur cacing di luar tubuh manusia dapat bertahan selama 3 minggu.

Gejala yang dirasakan adalah rasa gatal yang hebat di sekitar anus terutama di malam hari. Rasa gatal ini dapat mengganggu tidur dan menyebabkan kualitas hidup di siang hari menurun. Gejala lain berupa napsu makan kurang, berat badan turun. Pada anak perempuan, cacing dapat masuk ke dalam vagina dan menginfeksi organ reproduksi.

Diagnosis dilakukan dengan menempelkan selotip pada lipatan kulit sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak bangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca obyek untuk diperiksa dengan mikroskop.

Pengobatan cacing kremi harus disertai dengan pemberantasan telur seperti pemcucian sprei, sarung bantal setiap 2 minggu, membersihkan kuku dan jari, menjaga kebersihan pribadi. Obat yang digunakan untuk pengobatan cacing kremi adalah pyrantel pamoat, mebendazole dan albendazole. (WIN)

Share artikel ini: