Cacing gelang juga dikenal sebagai cacing perut, dengan bahasa ilmiahnya Ascaris lumbricoides. Cacingan yang disebabkan oleh cacing gelang disebut askariasis. Manusia merupakan satu-satunya pejamu cacing ini, artinya siklus hidup cacing ini hanya melalui manusia.

Cacing ini panjangnya mencapai 35 cm dan hidup di rongga usus halus. Dalam sehari, cacing gelang dapat bertelur sampai 200.000 butir. Telur-telur tersebut akan berubah bentuk menjadi bentuk yang infeksius dalam kurun waktu 3 minggu. Jika telur yang infeksius tadi tertelan oleh manusia, maka didalam usus telur akan menetas menjadi larva. Larva akan diserap oleh pembuluh darah dan pembuluh limfa. Larva akan masuk ke paru-paru dan saluran napas atas sehingga dapat menimbulkan batuk. Dari saluran napas, larva akan pindah ke saluran cerna dan bertumbuh sebagai cacing dewasa. Proses ini memerlukan waktu sekitar 2 bulan.

Gejala yang dialami anak adalah mual, napsu makan berkurang, diare dan sulit buang air besar. Apabila cacing terlalu banyak dan menggumpal dalam usus, dapat terjadi sumbatan. Gejala lain cacingan dapat berupa lesu, tidak bergairah, dan konsentrasi belajar kurang. Perut anak akan tambah buncit seiring berkembangnya cacing menjadi dewasa.

Sering terjadi salah diagnosis, misalnya pada fase larva dapat muncul batuk-batuk dan pikirkan penyebab lain. Pada anak diare muntah dapat dipikirkan penyebab lain. Karena gejalanya yang tidak khas perlu dilakukan pemeriksaan tinja untuk mengetahui diagnosis pasti dan menentukan derajat infeksi.

Infeksi cacing gelang dapat terjadi melalui makananan atau minuman yang mengandung telur cacing, dapat juga melalui tangan yang kotor. Obat untuk cacing gelang adalah piperasin, pyrantel pamoat, albendazole dan mebendazole. (WIN)

Sumber: Pedoman pengendalian cacingan. KEMENKES 2006

Share artikel ini: