Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus cacar air terjadi pada anak di bawah sepuluh tahun.1 Dan lebih dari 90% orang telah mengalami cacar air pada saat mereka berusia 15 tahun.2 Insidens penyakit ini paling tinggi terlihat pada usia 5 – 9 tahun. Cacar air terjadi akibat infeksi primer (pertama kali) Varicella Zoster Virus (VZV). Karena disebabkan virus, penyakit ini sembuh dengan sendirinya. Namun setelah sembuh, VZV tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya dapat terakivasi kembali dalam bentuk herpes zoster (cacar ular atau shingles).2,3 Herpes zoster ini umumnya terjadi pada usia di atas 60 tahun dan pada sebagian besar kasus hanya terjadi sekali.3

Gejala

Penyakit yang umumnya ringan ini ditandai dengan demam ringan dan ruam yang gatal di seluruh tubuh.2 Sebelum ruam tersebut muncul, anak dapat mengalami gejala awal (prodrome) seperti demam ringan, sakit kepala, sore throat, rasa lemas, atau pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang.1,2 Pada anak-anak yang sangat muda, gejala awal ini umumnya sangat ringan, sedangkan pada anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa, gejala awal ini dapat dirasakan lebih berat. Gejala awal ini dapat berlangsung 1 – 6 hari sebelum ruam cacar muncul.

Ruam cacar air pertama muncul di badan untuk kemudian menyebar ke wajah, lengan, dan tungkai.1 Ruam awalnya tampak sebagai bintik-bintik merah, lalu menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan jernih (vesikel), untuk kemudian pecah dan mengering.1,2 Ruam ini muncul secara bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui ruam dalam semua tahapannya (bintik-bintik, benjolan berisi cairan, dan ruam yang mengering). Selain di kulit, ruam juga dapat muncul di selaput mukosa seperti bagian dalam mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan sekitar 7 – 14 hari untuk sembuh.

Diagnosis

Diagnosis cacar air dilakukan secara klinis, artinya dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik saja.3 Pemeriksaan laboratorium hanya dibutuhkan pada pasien dengan gejala yang tidak khas atau kompleks, atau untuk menentukan status kekebalan terhadap VZV pada orang-orang dengan risiko tinggi jika terinfeksi VZV.

Komplikasi

Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi, komplikasi dapat berupa:2

  • Infeksi kulit oleh bakteri. Ini adalah komplikasi yang paling umum ditemukan.
  • Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau pada orang dewasa. Bekas luka yang menetap ini tidak berhubungan dengan digaruk atau tidaknya luka maupun berat ringannya penyakit. 1
  • Acute cerebellar ataxia. Komplikasi ini tidak umum ditemukan, dan cenderung lebih mungkin terjadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesuliatn berbicara, dan gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat (nystagmus). Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
  • Pneumonia (infeksi paru-paru) atau encephalitis (infeksi otak) jarang sekali terjadi pada anak yang sebelumnya sehat.
  • Angka kematian akibat cacar air adalah sekitar 1,4/100.000

Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat di seluruh tubuh, pneumonia, dan hepatitis. Yang termasuk dalam kelompok tersebut misalnya:2

  • Bayi di bawah usia 28 hari
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah (misalnya pasien dengan HIV, penerima cangkok organ, penerima kemoterapi, pasien dengan leukemia)
  • Jika cacar air terjadi pada trimester pertama atau awal trimester keduakehamilan, VZV dapat menginfeksi janin dan menyebabkan keguguran atau sindrom kongenital varicella yang ditandai dengan hipoplasia (tidak bertumbuhnya) lengan/kaki, bekas luka di kulit, kelainan mata, dan kerusakan sistem saraf pusat (otak). Insidens sindrom kongenital varicella adalahsekitar 1-2% jika infeksi terjadi sebelum usia 20 minggu kehamilan.9

Penularan

Cacar air sangat menular. Penularan dapat terjadi sejak 48 jam sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari setelahnya.2,4 Dengan demikian anak yang mengalami cacar air sebenarnya dapat kembali ke sekolah setelah 5 hari tersebut berlalu. Setelah tertular, umumnya dibutuhkan waktu sekitar 10 – 21 hari sebelum gejala awal timbul. Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi. Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan kontak dengan barang yang terkena cairan ruam seperti seprai, selimut, atau handuk.2

Penanganan

Karena cacar air pada umumnya ringan dan sembuh dengan sendirinya, penanganan cacar air terutama ditujukan untuk meringankan gejala.1 Yang dapat dilakukan adalah:1

  • Tirah baring secukupnya
  • Parasetamol untuk menurunkan demam
  • Calamine dan mandi dengan air suam-suam kuku untuk meringankan rasa gatal
  • Sarung tangan untuk mencegah anak menggaruk ruam mungkin dibutuhkan pada anak-anak yang sangat kecil.
  • Makanan yang lebih lembut dan menyejukkan jika ada ruam di dalam mulut.5

Sedangkan beberapa penanganan yang tidak dianjurkan adalah:2

  • Antihistamin yang bersifat sedatif (membuat tidur) seperti chlorpheniramine. Obat golongan ini tidak signifikan untuk menangani rasa gatal pada cacar air.2
  • Antivirus tidak direkomendasikan penggunaannya pada cacar air tanpa komplikasi. Bahkan jika mulai diberikan pada hari di mana ruam pertama kali muncul, antivirus hanya mengurangi satu hari dari lamanya sakit. Penelitian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa acyclovir (salah satu antivirus) tidak bermakna dalam menurunkan risiko komplikasi pada cacar air. Selain itu penggunaan antivirus secara teori juga dapat berubahnya respon kekebalan tubuh sehingga virus dapat teraktivasi kembali lebih cepat dalam bentuk herpes zoster (cacar ular).6 Antivirus dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada cacar air dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari, atau pada orang dedngan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Pemberian antivirus ini harus dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah ruam pertama kali muncul.
  • Antibiotik. Antibiotik hanya dibutuhkan jika ada infeksi kulit oleh bakteri.5

Pencegahan

Cacar air dapat dicegah dengan beberapa cara:

  • Vaksinasi.7 Vaksinasi memberikan perlindungan penuh dari cacar air pada 8 – 9 dari 10 orang. Pada orang yang tetap mengalami cacar air setelah vaksinasi, cacar air yang dialami sangat ringan, dengan jumlah ruam di bawah 50, demam ringan atau tanpa demam, dan hanya berlangsung beberapa hari. Vaksinasi diberikan pada kelompok-kelompok berikut:7

o         Anak dengan usia antara 12 – 18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air harus mendapatkan satu dosis vaksinasi

o         Anak dengan usia antara 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air harus mendapatkan satu dosis vaksinasi

o         Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di lingkungan di mana penularan cacar air sangat mungkin terjadi, misalnya di sekolah, penitipan anak, rumah sakit, asrama, penjara, atau barak militer

o         Wanita usia reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam keadaan hamil

o         Anak dengan usia lebih dari 12 tahun yang terpapar cacar air kurang dari 3 hari dan tidak ada riwayat cacar air sebelumnya.

o         Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan anak-anak

o         Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air

  • Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG).3 VZIG adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar air. VZIG diberikan hanya pada kelompok-kelompok tertentu yaitu:3

o         Orang dengan sistem kekebalan yang rendah dan terpapar dengan cacar air. (kecuali: sudah pernah riwayat cacar air sebelumnya, mendapat terapi imunoglobullin dalam 3 minggu terakhir, terdapat bukti IgG terhadap cacar air positif).

o         Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah mengalami cacar air sebelumnya

o         Bayi prematur di rumah sakit yang lahir kurang dari usia kehamilan 28 minggu atau berat lahirnya kurang dari 1000 gram, dan terpapar cacar air. VZIG diberikan dalam situasi ini tanpa perlu mempertimbangkan kekebalan ibu terhadap cacar air, karena walaupun ibu memiliki kekebalan, zat tersebut belum ditransfer pada janin melalui plasenta sebelum usia kehamilan 28 minggu

o        Bayi di bawah 28 hari yang ibunya menunjukkan gejala cacar air antara 5 hari sebelum persalinan hingga 48 jam setelah persalinan karena tidak ada cukup waktu bagi kekebalan ibu untuk dibentuk dan ditransfer melalui plasenta kepada bayi

o        Bayi prematur di rumah sakit  yang lahir pada atau lebih dari usia kehamilan 28 minggu dan terpapar cacar air, jika ibunya tidak memiliki bukti kekebalan terhadap cacar air

Yang penting diingat adalah bahwa VZIG hanya efektif mencegah terjadinya cacar air jika diberikan dalam jangka waktu 10 hari setelah paparan terhadap kasus cacar air. (updated in 2012 by FDA).

(NIH/WIN)

Sumber

1.      Miller C. Varicella/Chickenpox: Essential Facts. Available from http://www.ahmf.com.au/varicella/essential_facts_varicella.htm

2.      Prodigy Guidance: Chickenpox. Last revised November 2004. Available from http://www.prodigy.nhs.uk/chickenpox/view_whole_guidance

3.      Australian Herpes Management Forum. Overview of Varicella Zoster Virus. Available from http://www.ahmf.com.au/health_professionals/guidelines/overview_vzv.htm

4.      Guidelines on the management of communicable diseases in schools and nurseries: Chickenpox. Reviewed 13 May 2004. Available from http://www.hpa.org.uk/infections/topics_az/schools/guideline_info/chickenpox.htm

5.      Hirsch L. Chickenpox. Reviewed August 2006. Available from http://www.kidshealth.org/parent/infections/skin/chicken_pox.html

6.      McKendrick MW. Controversies in Management: Acyclovir for Childhood Chickenpox. BMJ 1995;310:108-109 (14 January). Available from http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/310/6972/108

7.      Varicella Vaccine (Chickenpox). Available from http://www.cdc.gov/nip/vaccine/varicella/faqs-gen-vaccine.htm

8.  Clinical practice guideline: chicken pox contact flowchart. http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Chickenpox_contact_flowchart

9. http://redbook.solutions.aap.org/chapter.aspx?sectionid=56798392&bookid=886

Share artikel ini: