Memiliki bayi adalah saat yang membahagiakan bagi kebanyakan wanita. Namun, tidak sedikit wanita yang merasa sedih, takut, marah, atau cemas setelah melahirkan. Kondisi yang dialami wanita yang baru menyandang status ibu, dikenal secara awam dengan kesedihan setelah melahirkan. Kadang juga dikenal dengan sebutan: “Baby Blues.” Kesedihan setelah melahirkan hampir selalu akan hilang dalam beberapa hari.
Sekitar 10% ibu baru memiliki masalah yang lebih serius disebut Depresi Pasca Persalinan. Depresi pasca persalinan berlangsung lebih lama dan lebih sering. Hal ini sering membutuhkan konseling dan pengobatan. Depresi pasca persalinan dapat terjadi setelah lahir pun, bukan hanya untuk persalinan yang pertama.
Artikel ini akan membantu anda belajar mengenai
- Penyebab depresi pasca melahirkan
- Cara mengetahui apakah anda mengalami depresi pasca melahirkan
- Apa yang dapat anda lakukan untuk mengatasi masalah ini?
Jika kondisi Baby Blues tidak mengalami perubahan, atau bertambah buruk, anda mungkin saja mengalami depresi pasca persalinan. Segera temui dokter anda.
Baby Blues
Banyak wanita yang baru pertama kali menjadi ibu (newly mom) kaget tentang kelemahan, kesendirian, dan kebingungan yang akan mereka alami setelah menjalani proses melahirkan. Apa yang mereka rasakan tidak sesuai dengan apa yang mereka banyangkan sebelumnya. Mereka mengira-ngira, “apakah saya mengalami depresi?” mereka takut apa yang mereka rasakan ini menunjukkan bahwa mereka adalah ibu yang buruk.
Kenyataan yang terjadi, sekitar 70-80% wanita mengalami Baby Blues setelah melahirkan. Sekitar 2-3 hari setelah lahir, mereka mulai merasa tertekan, gugup dan takut. Untuk alasan yang tidak jelas, mereka merasa marah terhadap bayi tersebut, terhadap pasangan atau terhadap anak yang lain. Mereka bahkan:
- Menangis untuk alasan yang tidak jelas
- Mengalami gangguan tidur, makan, dan terganggu dalam mengambil keputusan
- Sering bertanya apakah mereka mampu menangani bayi mereka
Perasaan ini dapat dating dan menghilang pada beberapa hari pertama setelah bayi lahir. Baby Blues sering menghilang beberapa jam atau minggu, tanpa pengobatan apa-apa.
Kapan anda curiga anda mengalami depresei post melahirkan
Ibu yang baru melahirkan memiliki riskiko, atau telah memiliki- depresi post melahirkan, apabila telah terdapat beberapa tanda dan gejala di bawah ini:
- Baby Blues tidak menghilang setelah 1 minggu, atau perasaan tersebut jadi memburuk
- Perasaan yang kuat mengenai depresi dan kemarahan, muncul setelah 1-2 bulan pasca melahirkan
- Perasaan sedih, ragu, bersalah, tidak berdaya semakin meningkat setiap minggunya dan muncul pada seluruh kehidupan normalnya.
- Tidak mampu merawat dirinya sendiri atau bayinya
- Tidak mampu melakukan pekerjaan di rumah maupun pekerjaan di kantornya
- Gangguan selera makan
- Hobi yang sehari-hari di lakukan, sudah tidak dilakukan lagi
- Hanya peduli dan kuatir bahwa bayi yang dimiliki terlalu kecil, telalu lemah
- Sering muncul serangan panik dan kuatir. Ibu mungkin kuatir jika ditinggalkan dengan bayinya di rumah sendiri.
- Ibu menjadi takut akan menyakiti bayinya. Perasaan ini hampir tidak dirasakan oleh wanita yang depresi setelah proses persalinan, namun mereka dapat menjadi ketakutan. Perasaan seperti rasa bersalah, yang semakin membuat depresi menjadi lebih buruk.
- Terkadang timbul perasaan ingin menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Seorang ibu yang baru memiliki bayi apabila memiliki tanda atau gejala diatas, sebaiknya segera mencari pertolongan
Depresi Pasca Persalinan
Wanita dengan depresi pasca persalinan memiliki perasaan yang cukup kuat terhadap kesedihan, kekuatiran, atau ketakutan bahwa mereka akan menghadapi masalah dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari mereka.. Depresi pasca persalinan dapat muncul setelah persalinan, namun lebih sering terjadi 1-3 minggu pasca melahirkan. Wanita dengan depresi pasca persalinan membutuhkan perawatan disertai konseling dan terkadang pengobatan. Tanpa perawatan, depresi pasca persalinan ini akan bertambah buruk atau menjadi lebih lama penyembuhannya.
Depresi pasca persalinan tidak dipengaruhi oleh usia ibu atau berapa jumlah anak yang dimilikinya. Hal ini lebih sering terjadi kepada wanita yang kurang mendapat dukungan atau support dalam hal emosional dari lingkungannya, atau yang memiliki :
- Depresi pasca persalinan sebelumnya
- Gangguan kejiwaan sebelumnya
- Kondisi stress saat ini, seperti kehilangan orang yang dikasihi, penyakit dalam keluarga, atau berpindah ke suatu kota yang baru.
Deprsi pasca melahirkan juga dapat muncul tanpa faktor risiko diatas.
Beberapa ibu bahkan menderita gangguan kejiawaan pasca persalinan, namun jumlah kasusnya sangat jarang. Wanita akan lebih berisiko apabila mereka memiliki gangguan kejiwaan sebelumnya (gangguan bipolar) atau schizophrenia (baca: skizofrenia) atau jika anggota keluarganya ada yang memiliki gangguan tersebut.
Latar Belakang Timbulnya Depresi Pasca Perasalinan
Depresi pasca persalinan merupakan proses akibat kombinasi dari tubuh, pikiran dan faktor gaya hidup. Tidak ada dua wanita yang memiliki peralatan kosmetik yang sama persis. Perbedaan ini menjawab kenapa beberapa wanita mengalami depresi pasca perasalinan, dan beberapa wanita yang lain tidak. Hal tersebut juga menjelaskan kenapa seorang wanita dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setiap hari, namun menjadi stress ketika sulit menangani seorang bayi.
Perubahan Tubuh
Masa pasca persalinan merupakan masa dimana terjadi perubahan tubuh seseorang perempuan. Perubahan ini dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan selama beberapa hari hingga hitungan minggu.
Kadar hormon estrogen dan progesterone menurun drastis pada beberapa jam setelah kelahiran bayi. Perubahan ini akan memicu depresi seperti proses yang sama yang terjadi akibat perubahan hormon yang dapat memicu perubahan suasana hati dan kepenatan pikiran pada saat menstruasi.
Kadar hormon di produksi oleh kelenjar thyroid, juga akan menurun pada saat terjadi proses persalinan. Jika kadar hormon ini terlalu rendah, makan ibu akan mengalami gejala-gejala menyerupai depresi, seperti perubahan suasana hati, gugup, lelah, gangguan tidur, dan menjadi lebih tegang.
Banyak wanita merasa sangat kelelahan setelah proses persalinan. Dan butuh waktu berminggu-minggu untuk mengembalikan kekuatan wanita tersebut kembali. Beberapa wanita menjalani proses operasi cecar untuk proses kelahiran bayinya. Karena proses ini adalah operasi mayor, akan butuh waktu yang lebih lama untuk sembuh dari rasa nyeri.
Ditambah lagi, ibu yang baru jarang mendapatkan istirahat cukup yang mereka butuhkan. Di rumah sakit, kegiatan tidur biasanya terganggu oleh kehadiran pengunjung, aktivitas dalam rumah sakit sendiri, dan waktu untuk menyusui bayi. Di rumah, menyusui bayi berlangsung setiap jam, bersamaan dengan pekerjaan rumah tangga. Kelemahan dan kurangnya waktu tidur akan dialami terus menerus selema beberapa bulan. Hal ini dapat menjadi alasan yang kuat terhadap terjadinya depresi.
Faktor Emosi
Banyak faktor emosii dapat mempengaruhi sistem pertahanan seorang wanita dan bagaimana dia mengatasi masalah tekanan batin dan pikiran. Hal ini dapat menjadi faktor terjadinya depresi pasca persalinan.
Perasaan ragu terhadap kehamilan sering terjadi. Kehamilan mungkin tidak di rencanakan. Bahkan ketika suatu kehamilan di rencanakan, waktu selama 40 minggu tidak cukup untuk sepasang suami istri melakukan kiat khusus untuk merawat bayi.
Bayi dapat saja lahir lebih awal. Hal ini dapat menyebabkan perubahan rutinitas baik di rumah maupun di tempat kerja. Dan tentu saja, hal ini tidak diharapkan oleh baik ibu maupun pasangannya. Apabila bayi yang lahir disertai dengan adanya kelainan, akan lebih sulit buat orang tua untuk menghadapinya.
Memiliki bayi yang ternyata masih harus dirawat di rumah sakit setelah lahir, dapat menimbulkan kesedihan dan perasaan bersalah. Wanita akan memiliki perasaan bahwa dia telah melakukan kesalahan selama kehamilan. Kesedihan ketika harus kembali ke rumah tanpa membawa bayi akan sangat sering dirasakan.
Perasaan bersalah akan semakin terasa terutama apabila terdapat masalah pada masa lalu wanita tersebut. Mungkin saja, kehilangan sosok ibu yang lebih awal atau memiliki hubungan yang buruk dengan sang ib, dapat menjadi dasar ketidakyakinan hubungan antara dia dengan bayi yang dimilikinya. Dia mungkin takut untuk merawat bayinya, dan akan membuat bayinya mengalami kesakitan, kecewa, atau kehilangan.
Rasa kehilangan dapat timbul ketika seseorang telah memiliki bayi. Dan hal tersebut sayangnya memicu munculnya depresi. Rasa kehilangan apa saja yang muncul:
- Kehilangan kebebasan. Rasa ini meliputi rasa terperangkap atau terikat
- Kehilangan identitas. Si ibu akan membiarkan orang lain untuk merawat dan merawat dirinya
- Kehilangan keinginan untuk hamil lagi, dan penurunan hasrat seksual.
Faktor Gaya Hidup
Faktor utama sehingga terjadi depresi pasca persalinan adalah kurangnya dukungan dari orang lain. Dukungan yang terus menerus baik dari calon ibu yang lain, anggota keluarga yang lain, atau teman adalah rasa kenyamanan yang di alami sekama masa kehamilan dan setelah persalinan. Akan sangat membantu ketika sesama dapat berbagi mengenai pekerjaan rutin dan membantu menjaga anak yang lain. Jika si ibu tinggal sendirian atau jauh dari keluarganya, dukungan dapat mengurangi risiko depresi pasca persalinan.
Mitos mengenai ibu
Wanita yang memiliki impian untuk menjadi seorang ibu yang sempurna, akan cenderung merasa ada yang kurang dan akhirnya merasa depresi ketika harus memenuhi tugasnya sebagai ibu dari hari ke hari. Tiga mitos mengenai menjadi seorang ibu yang paling sering muncul:
Mitos pertama: Menjadi seorang ibu adalah proses alamiah. Awalnya, seorang ibu sering ku, tontonan mengenai pengasuhan anak, dan berbagi dengan sesama ibu yang lain, merupakan cara yang dapat di lakukan untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Ketika kemampuannya bertambah, ibu meyakini bahwa mereka hanya perlu mengetahui bagaimana merawat bayi. Pada kenyataannya, seorang ibu yang baru, butuh belajar mengenai ketrampilan untuk merawat dan mengasuh anak, sama sperti mereka memepelajari ketrampilan lain dalam hidupnya. Busemakin yakin dengan kemampuan dirinya sendiri.
Untuk menjadi seorang ibu sejati, maka ibu harus melakukan sesuatu. Kasih sayang seorang ibu, sama seperti kemampuan mengasuh seorang ibu, tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan sebuah proses. Untuk bisa mengikat, membutuhkan beberapa hari bahkan berminggu-minggu. Ketika perasaan keibuan muncul, maka rasa itu harus di asah.
Mitos No. 2: Bayi yang sempurna. Banyak wanita mendambakan memiliki bayi sempurna. Ketika bayi tersebut lahir, mungkin tidak sesuai dengan apa yang didambakan oleh anda.
Bayi memiliki ciri yang dapat dengan mudah dilihat sejak bayi. Beberapa bayi baru lahir akan lebih mudah untuk dirawat.
Mitos No. 3: Ibu yang sempurna. Untuk beberapa wanita, menjadi sempurna merupakan tujuan tanpa akhir. Ibu dapat berpikir ketika dia tidak memberikan yang ideal bagi bayinya, maka dia telah mengalami kegagalan.
Tentu saja tidak ada ibu yang sempurna. Tidak benar bahwa setiap wanita dapat “memiliki semuanya”. Kebanyakan wanita bermasalah menemukan keseimbangan antara merawat bayi yang baru lahir dan melakukan pekerjaan rumah tangga, perawatan terhadap anak yang lain, dan bahkan pekerjaan di kantor. Mereka masih tetap merasa seperti ini walaupun mereka telam mendapat dukungan yang banyak.
Apa yang dapat anda lakukan
Jika anda merasa tertekan setelah melahirkan bayi anda, berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengatasi diri anda dan bayi anda:
- Beristsirahatlah sebanyak mungkin. Jangan mencoba melakukan apa-apa.
- Mintalah pertolongan anggota keluarga atau teman, terutanya mereka yang juga memiliki anak kecil. Ajaklah pasangan anda untuk menemani anda menyusui bayi pada malam hari.
- Manjakan diri anda. Mandi dan berdandanlah setiap harinya, dan pergi keluar rumah anda. Jika diperlukan, ajaklah penjaga bayi atau bawa bayi anda beserta anda. Pergilah berjalan-jalan, bertemu dengan kerabat, dan berbagilah dengan sesama ibu baru yang lain.
- Sampaikan pada pasangan anda apa yang anda rasakan. Sering-seringlah berbicara dengan seseorang yang dapat anda percaya, yang dapat menyediakan kelegaan bagi anda.
Hubungi dokter anda jika anda merasa tidak ada perubahan atau jika anda merasa putus asa. Kesedihan yang tidak menghilang selama satu minggu atau perasaan yang bertambah buruk merupakan tanda terjadinya depresi berat. Sampaikan kepada dokter anda jika anda takut anda mungkin akan menolak atau menyakiti bayi anda.
Dokter anda akan merujuk anda kepada dokter spesialis kejiwaan, yang khusus menangani masalah depresi. Dokter spesialis tersebut akan memberikan dukungan emosional, membantu anda untuk memilah perasaan, dan membantu anda untuk melakukan perubahan dalam hidup anda. Anda mungkin juga diberikan obat penenang, antidepressant. Obat ini secara umum aman penggunaannya untuk ibu yang sedang menyusui.
Kelompok pendunkung yang tersedia bagi wanita pasca persalinan yang mengalami depresi. Bicaralah dengan dokter anda, mengenai bagaimana mendapatkan bantuan di sekitar area rumah anda.
Untuk mencapai perbaikan, wanita dengan depresi pasca perasalinan membutuhkan tujuan dan dukungan yang realisitis. Pelajari bagaimana merawat diri anda sendiri dan keluarga anda. Walaupun hal kecil, namun dapat memberikan pengaruh yang besar. Penting untuk anda menikmati waktu anda sendiri, berjalan-jalan keluar rumah, dan bertemu dengan keluarga serta kerabat. Lakukan apa yang perlu di lakukan, dan biarkan semuanya berjalan.
Wanita dengan depresi pasca persalinan sebelumnya, berisiko terhadap depresi untuk kemahilan berikutnya. Dokter anda dapat menganjurkan anda untuk memulai pengobatan tepat setelah kehamilan, untuk mencegah depresi pasca persalinan.
Akhirnya….
Banyak ibu muda yang baru, merasa sedih, takut, marah dan kuatir ketika memiliki seorang bayi. Itu merupakan hal yang wajar. Bukan berarti anda gagal sebagai wanita atau ibu atau memiliki penyakit gangguan jiwa. Mengalami perasaan ini berarti anda harus menerima berbagai perubahan yang menyertai kelahiran si kecil.
Jika Baby Blues tidak mengalami perbaikan dan semakin memburuk, anda telah mengalami depresi pasca persalinan. Segera temui dokter anda. Lakukan konseling dan pengobatan. Bahkan jika anda mengalami depresi berat, dengan bantuan obat, anda akan kembali menjadi normal. (OLien)
Sumber : American College Obstetrics and Gynecology