(Pengencer dahak dan obat batuk)

Jika anak batuk, apa yang biasanya orang tua lakukan? Mencari obat batuk yang sesuai di apotek seperti iklan-iklan di televisi????

Mari kita telaah lebih dalam mengenai penggunaan “obat batuk” ini. Obat batuk yang beredar di Indonesia, untuk anak-anak maupun dewasa, umumnya mengandung mukolitik dan ekspektoran. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan mukolitik dan ekspektoran? Bagaimana seharusnya kedua obat tersebut digunakan?

Batuk

Batuk sebenarnya merupakan refleks normal yang bersifat protektif bagi saluran nafas. Dengan batuk, lendir yang ada di saluran nafas bawah justru dapat dikeluarkan. Hal ini menguntungkan, karena apabila dahak/lendir tertahan di saluran nafas, akibatnya dapat menyumbat saluran nafas.

Batuk ini merupakan gejala dari berbagai penyakit di saluran nafas. Akan tetapi, mayoritas kasus akut di saluran nafas disebabkan oleh virus yang bersifat self limiting.

Mukolitik

Mukolitik adalah obat yang bekerja dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga diharapkan dahak tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan.

Pada beberapa kondisi seperti penyakit sumbatan paru kronik dan fibrosis kistik, mukolitik dapat digunakan sebagai pengencer dahak. Namun bukti-bukti yang menunjukkan efektivitasnya sangat terbatas.1 Bahkan, tidak ada studi valid yang menunjukkan kriteria kualitas mukolitik, baik pada anak maupun dewasa.

Walaupun bersifat mengurangi kekentalan dahak dan menyebabkan kesan subyektif yang positif pada pasien, obat ini tidak dapat memberikan perbaikan yang konsisten terhadap fungsi paru.2 Studi yang dilakukan terhadap pasien pneumonia anak dan dewasa juga menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang cukup mengenai manfaat mukolitik. 3

Obat ini memiliki efek samping berupa tukak lambung, karena sifat obat yang dapat mengiritasi lapisan lendir lambung. Selain itu dijumpai juga bronkospasme dan demam.

Mukolitik yang dikenal di Indonesia antara lain: amboxol, bromhexin dan n-asetil sistein.

Ekspektoran

Ekspektoran biasanya diresepkan untuk batuk kering dimana pasien sulit mengeluarkan dahak. Obat ini diklaim sebagai obat yang dapat merangsang pengeluaran sekret bronkus, akan tetapi belum ada bukti yang menyatakan bahwa obat tertentu dapat memfasilitasi pengeluaran dahak.1

Contoh obat yang temasuk dalam golongan ini antara lain: guaifensin, terpin hydrate, dan
ammonium klorida.

Cara kerja ekspektoran adalah dengan merangsang saraf kelenjar bronchial, sehingga sekret yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Stimulasi saraf vagal ini bersifat mengiritasi mukosa lambung, sehingga konsumsi dalam dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah.

Beberapa jenis ekspektoran seperti guaifensin dan potassium iodida juga bekerja secara langsung dengan merangsang produksi kelenjar bronchial.

Sebuah studi (Randomized Control Trial) pada 65 orang dewasa muda menunjukkan bahwa guaifensin tidak mempengaruhi kekentalan dahak. Sayangnya, belum ada studi mengenai penggunaan ekspektoran pada anak.

Efek samping ekspektoran berupa: iritasi lambung, mual, muntah, reaksi kulit, bengkak pada kelopak mata, bendungan paru, liur berlebih, mata dan hidung berair. Ammonium klorida diubah menjadi urea di hati, sehingga dapat menyebabkan keasaman darah.

Beberapa zat yang digunakan dalam sediaan ekspektoran memiliki potensi bahaya dan tidak dianjurkan untuk anak-anak. Zat berbahaya yang dimaksud anatara lain kloroform dan camphor.

Kloroform dulu digunakan sebagai salah satu bahan dalam sirup batuk dan beberapa sediaan obat lainnya, tapi penggunaannya sudah dilarang di banyak negara, karena berisiko toksik terhadap hati dan menyebabkan kelainan kongenital. Seperti halnya kloroform, camphor juga bersifat toksik.

Kesimpulan

Batuk merupakan refleks alami dan tidak perlu dilawan dengan obat. Mukolitik dan ekspektoran diragukan efektivitasnya terhadap common problem pada anak seperti common cold.

DAFTAR PUSTAKA

  1. BNF for Children
  2. Cough and Cold Remedies for The Treatment of Acute Respiratory Infections of Young Children. Departmen of Child and Adolescent Health and Development World Health Organization, Switzerland, 2001.
  3. Chang CC, Cheng AC, Chang AB. Over-the-counter (OTC) medications to reduce cough as an adjunct to antibiotics for acute pneumonia in children and adults. July 10, 2009.
Share artikel ini: