Mengapa harus vaksinasi?
Rotavirus adalah penyebab diare parah yang paling sering terjadi pada anak-anak usia muda di seluruh dunia. Menurut WHO, pada 2013 diperkirakan terjadi kematian sebesar 215.000 anak-anak usia di bawah 5 tahun yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Wilayah yang paling banyak mengalami kematian tersebut adalah negara-negara dengan pendapatan rendah.
Tidak ada terapi spesifik yang bisa melawan rotavirus, maka vaksinasi adalah tindak pencegahan yang disarankan.
Vaksin Rotavirus
Saat ini tersedia dua vaksin rotavirus, yaitu RV1 (Rotarix®) dan RV5 (RotaTeq®). Kedua vaksin ini diberikan melalui mulut (per oral).
RV1 (Rotarix®)
RV1 adalah vaksin oral dari virus hidup yang telah dilemahkan, yang dibuat dari satu strain rotavirus yakni tipe G1P[8], yang diisolasi dari kasus gastroenteritis pada anak.
Vaksin harus disimpan pada suhu 2–8 °C, terlindung dari cahaya dan tidak boleh beku dengan masa simpan (shelf life) 3 tahun. Vaksin harus segera digunakan setelah dibuka dari kemasannya. Apabila tidak segera digunakan bisa disimpan dalam suhu 2–8 °C atau pada suhu <25 °C namun harus diberikan dalam kurun waktu 24 jam.
RV5 (RotaTeq®)
RV5 adalah vaksin oral yang mengandung 5 jenis rotavirus yang diperoleh dari strain rotavirus indukan pada manusia dan sapi.
Vaksin ini harus disimpan pada suhu 2–8 °C, dan tidak boleh beku. Saat RV5 diambil dari pendingin, harus digunakan sesegera mungkin.
Jadwal vaksinasi
Tabel 1. Jadwal vaksinasi rekomendasi produsen vaksin
Berdasarkan hasil penelitian berbasis bukti tentang usia rentan terjangkit dan kematian disebabkan rotavirus, jadwal vaksinasi, serta keamanan dan efektifitas jadwal imunisasi yang berbeda, maka WHO merekomendasi dosis pertama vaksin rotavirus diberikan secepatnya setelah anak mencapai usia 6 minggu, bersamaan (simultan) dengan pemberian vaksinasi DTP. Ini dimaksudkan agar anak memperoleh perlindungan dini terhadap infeksi rotavirus.
Tabel 2. Jadwal vaksinasi rekomendasi WHO
Tidak ada rekomendasi batas maksimum interval waktu pemberian vaksin antar dosis. Namun interval waktu 8 minggu lebih banyak disarankan. Jika interval waktu antar dosis memanjang, bayi masih bisa mendapat vaksin asalkan diberikan saat atau sebelum usia 8 bulan.Tidak perlu mengulang satu seri vaksin ataupun menambah dosis bila interval waktu antar dosis memanjang.
Pemberian vaksin Rotavirus tidak direkomendasikan pada anak usia >24 bulan, mengingat perjalanan penyakit gastroenteritis karena rotavirus.
Pemberian vaksin rotavirus, kedua jenis vaksin tersebut, pada anak-anak yang dilahirkan prematur harus mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan sesuai dengan usia kronologis mereka.
Pemberian vaksin rotavirus dapat dilakukan simultan dengan vaksin-vaksin lain sesuai dengan jadwal imunisasinya.
- Tidak perlu mengulang pemberian vaksin bila bayi meludahkan atau memuntahkan vaksin. Dosis selanjutnya dapat diberikan sesuai jadwal, dengan jarak antar vaksin minimal 4 minggu.
- Pemberian rangkaian vaksin rotavirus direkomendasikan menggunakan jenis produk yang sama bila memungkinkan. Namun bila produk vaksin yang digunakan diawal tidak tersedia, maka disarankan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian vaksinasi dengan vaksin yang tersedia. Apabila dosis awal menggunakan vaksin RV5 atau tidak diketahui jenisnya, maka pemberian vaksin harus diberikan sebanyak 3 dosis.
- ASI (air susu ibu) tidak melemahkan respon imun tubuh terhadap vaksin rotavirus. Bayi yang mengkonsumsi ASI harus divaksinasi sesuai dengan jadwal.
Bayi yang terkena gastroenteritis karena rotavirus sebelum menerima vaksinasi rotavirus harus tetap memulai atau menyelesaikan jadwal 2 atau 3 dosis vaksinasinya sesuai dengan usia yang direkomendasikan, karena infeksi yang sebelumnya hanya memberikan perlindungan sebagian saja terhadap rotavirus.
Siapa yang tidak boleh divaksin?
Vaksin rotavirus tidak boleh diberikan kepada:
◦ Anak yang sangat hipersensitif terhadap komponen-komponen dalam vaksin dan defisiensi imunitas parah termasuk severe combined immunodeficiency (SCID).
◦ Anak yang alergi karet latex. Aplikator oral RV1 terbuat dari latex, sementara wadah RV5 bebas latex.
◦ Vaksinasi harus ditunda pada kasus gastroenteritis akut atau demam dengan rasa sakit sedang atau parah.
◦ Vaksin ini tidak disarankan pemberiannya secara rutin pada bayi yang pernah mengalami intususepsi atau malformasi usus yang ada kecenderungan menjadi intususepsi. Intususepsi adalah kondisi dimana sebagian usus terlipat dan masuk ke bagian usus yang lain sehingga terjadi sumbatan.
Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi rotavirus jika sistem kekebalan tubuh bayi melemah karena:
- HIV/AIDS, atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
- pengobatan dengan obat-obatan seperti golongan steroid.
- Kanker, atau pengobatan kanker dengan x-ray atau obat-obatan
Apa Saja Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang Mungkin Terjadi?
Umumnya bayi yang mendapat vaksin rotavirus tidak mengalami efek samping. Namun ada beberapa bayi mengalami KIPI yang biasanya ringan dan akan hilang sendiri. KIPI yang berakibat serius dapat terjadi, namun amat jarang.
KIPI pada pemberian vaksin RV1 yang mungkin terjadi adalah:
◦ Batuk atau pilek
◦ Perut kembung
◦ Gampang marah
KIPI pada pemberian vaksin RV5 yang mungkin terjadi adalah:
◦ Diare
◦ Muntah
◦ Otitis media, nasofaringitis dan bronkospasme
(syl)
Sumber: