Kriteria diagnostik:
- Anak menolak jenis makanan tertentu selama kurang lebih 1 bulan (rasa, tekstur, temperatur, atau bau tertentu).
- Gejala terutama muncul saat diperkenalkan kepada makanan baru, misalnya bayi biasa minum susu, namun saat merknya diganti, bayi menolak.
- Reaksi penolakan bervariasi seperti wajah yang menyeringai, melepeh seperti mau muntah atau memuntahkan makanan.
- Anak dapat makan dengan lancar makanan lain d luar kelompok makanan yang ditolaknya.
- Anak mengalami gangguan nutrisi (kekurangan micronutrient tertentu terutama jenis makanan yang ia tolak).
- Kelainan ini tidak berkaitan dengan trauma sebelumnya.
- Kelainan ini tidak berkaitan dengan alergi makanan atau penyakit dasar lainnya.
Presentasi klinis:
– Anak dengan SFA sering memiliki riwayat kesulitan latch on saat menyusui.
– Sering memiliki masalah menyusu sejak minggu pertama kehidupan.
– Diagnosis SFA muncul saat bayi berusia 6-10 bulan ketika diperkenalkan ke makanan padat.
– Semakin diperkenalkan dengan makanan, anak semakin stress
– Anak hanya mampu mengkonsumsi makanan tertentu saja.
– Anak yang mengkonsumsi susu formula sangat sulit berganti merk atau berpindah ke makanan lain.
Tata laksana:
Tujuan terapi adalah membiasakan anak pada makanan baru. Salah satu terapinya adalah food chain (membuat rantai makanan). Terapi lain pada anak yang lebih besar (lebih dari 2 tahun) adalah menerapkan aturan makan yang benar (lihat artikel infantile anoreksia).
Rantai makanan adalah pengenalan makanan bertahap dimulai dari makanan yang biasa dimakan oleh anak. Contoh rantai makanan pada anak dengan SFA adalah sebagai berikut:
Contoh 1
Makanan saat ini: saus apel (bentuk semi cair), target: apel utuh (bentuk: padat)
Saus apel à tambahkan apel kukus yang dihaluskan à apel kukus (tambahkan sedikit saus apel) à pie apel (dalam potongan kecil) à pie apel dalam potongan lebih besar à apel utuh celup dalam saus apel à apel utuh
Contoh 2
Makanan saat ini: French fries (kentang goreng), target: daging ayam.
French fries à kentang goreng biasa (wedges)à kentang panggang bumbu keju à kentang halus (mashed) dengan bumbu daging ayam suir à kentang rebus dengan potongan ayam yang lebih besar à daging ayam.
Pada anak dengan gangguan SFA yang berat, perlu konsultasi dengan ahli gizi anak karena kemungkinan memiliki defisiensi nutrisi tertentu dan memerlukan suplementasi. Kelainan SFA harus dibedakan dengan anak yang memilih makanan karena ia menyukainya. Tidak jarang anak sedang hobby makan makanan tertentu dan akan berubah ke jenis makanan lain saat ia bosan. Anak dengan gejala ini tidak memiliki kesulitan mencoba tekstur atau jenis makanan lain, ia hanya sedang menyukai makanan tertentu saja,
Disarikan oleh Windhi Kresnawati
Sumber:
Sensory food aversion. Diagnosis and treatment of feeding disorders in infants, toddlers, and young children. Irene Chatoor. National center for infants, toddlers, and families. Washington DC. 2009
Food chaining: a systematic approach for the treatment of children with feeding aversion. Fishbein M, Cox S, Swenny C. The American Society of parenteral and enteral nutrition. 2006