“Kakak, sudah selesai main hp nya.” kata seorang ibu pada anak usia 4 tahun yang sedang asik menonton youtube. Asyik sekali, matanya nyaris tak berkedip. “Kakak… ayo sini berikan hpnya ke ibu.” Sekali lagi sang ibu mengingatkan setelah tidak ada respon dari sang anak. “Kakak! Hpnya sini!” Barulah si kakak menyerahkan hp dengan muka masam, nyaris menangis, tampak berat sekali harus mengakhiri tontonannya.
Era digital yang kita arungi saat ini membawa banyak kemudahan dan keajaiban teknologi sekaligus memberi tantangan untuk mengelolanya dengan baik. Dewasa, remaja maupun anak-anak tidak lepas dari imbas kemajuan teknologi digital, seperti cerita di atas tadi. Bila dikelola dengan baik akan banyak manfaat yang diperoleh dari teknologi digital.
Berikut beberapa hal yang akan terjadi bila terjadi salah kelola penggunaan teknologi digital pada anak:
- Aktivitas fisik berkurang, bahkan minim, karena anak cenderung duduk dan pasif selama menggunakan gadget.
- Interaksi sosial yang nyata antara lain tatap muka, berkurang.
- Kuantitas dan kualitas tidur berkurang.
Berikut rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP/Ikatan Dokter Spesialis Anak di Amerika Serikat) tentang pengelolaan media digital bagi anak-anak:
- Untuk anak usia di bawah 18 bulan: hindari penggunaan media digital, kecuali untuk percakapan dengan video.
- Untuk anak usia 18-24 bulan: pilihlah program media dengan kualitas tinggi, tonton bersama dengan anak untuk membantu anak mengerti apa yang sedang mereka tonton.
- Untuk anak usia 2-5 tahun: batasi penggunaan program media digital dengan kualitas tinggi selama 1 jam per hari. Temani anak-anak menonton sehingga mereka mengerti apa yang ditonton dan dapat menghubungkan atau menerapkan tontonannya dengan dunia di sekitar mereka.
- Untuk anak usia 6 tahun ke atas: berikan batasan waktu penggunaan media digital secara konsisten, begitu pula dengan jenis media yang boleh dipergunakan. Pastikan media digital tersebut tidak mengganggu waktu tidur, aktivitas fisik dan kebiasaan lain yang penting untuk kesehatan.
- Ciptakan waktu bebas media digital bersama, waktu saat keluarga beraktivitas bersama tanpa menggunakan media digital, seperti bepergian bersama, berenang, piknik, dan sebagainya.
- Ciptakan juga ruang bebas media digital, ruang di mana tidak diperkenankan melakukan aktivitas digital, misalnya kamar tidur.
- Komunikasikan dengan anak-anak tentang keamanan selama menggunakan media digital, termasuk sopan santun pada orang lain, baik saat daring (online) maupun luring (offline).
Mari kita gunakan dan kelola teknologi digital dengan bijak sehingga membawa lebih banyak manfaat bagi seluruh keluarga! (syl)
Sumber: https://www.aap.org/