Di lapangan:
“Sudah hari ke-4 panas si kecil belum sembuh. Padahal sudah minum parasetamol dan amoksisilin. Tapi setelah ayah beri ******* (mengandung echinacea), panas langsung turun. Si kecil ga perlu cek darah lagi. Terima kasih *******!”
“Lagi googling dan dapat artikel kalau ibu menyusui sedang pusing dan flu, pake ******* aja… alhamdulillah terbukti manjur… ini sebenarnya katanya bukan obat tapi suplemen…”
De Rhetorica:
- Echinacea adalah salah satu tanaman yang tergolong bunga daisy. Ada 9 jenis echinacea, dan yang paling populer di kalangan kesehatan adalah Echinacea purpurea.
- Konon dikabarkan, tanaman ini digunakan secara tradisional oleh suku Indian (Amerika Utara) untuk mengobati selesma serta luka/penyakit kulit seperti bisul dan jerawat. Bagian dari tanaman yang dikonsumsi menjadi obat adalah bunga, akar, dan daun.
- Beberapa penelitian farmakologi menunjukkan potensi echinacea dalam meningkatkan sistem imun tubuh dengan cara mengaktivasi kerja fagositosis (menghancurkan kuman) dari sel darah putih, meningkatkan mobilitas sel darah putih dan imunomodulator.
- Efek samping echinacea jarang terjadi. Efek samping yang banyak dilaporkan di uji klinis adalah gejala saluran pencernaan (mual, nyeri perut, diare). Pada beberapa kasus, terdapat reaksi alergi seperti ruam/urtikaria, asma, dan anafilaksis (reaksi alergi yang berat).
- Keamanan:
- European Herbal Medicinal Products Committee dan United Kingdom Herbal Medicines Advisory Committee merekomendasikan, echinacea tidak diberikan pada anak usia di bawah 12 tahun. Hal itu dikarenakan ada 7% anak kelompok usia tersebut mengalami reaksi alergi berupa urtikaria. Reaksi alergi bisa lebih parah pada anak.
- Belum ada penelitian yang menunjukkan keamanan echinacea pada ibu hamil dan menyusui. Oleh karena itu, sebaiknya tidak dikonsumsi pada kelompok tersebut.
- Interaksi echinacea dengan obat lain:
- Perlu kehati-hatian bila hendak mengonsumsi echinacea bersama dengan obat lain. Hasil interaksi dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitas obat utama yang dikonsumsi seperti steroid, kemoterapi, anti-hipertensi, dll. Interaksi lebih detail dapat dilihat di http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/981.html.
- Studi keefektivitasan echinacea terhadap infeksi saluran pernapasan atas:
- Cochrane 2014: 24 uji klinis ditelaah mencakup uji klinis yang meneliti efek pencegahan echinacea terhadap selesma dan yang meneliti efek terapi. Hasilnya, tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok echinacea dan plasebo baik efek pencegahan maupun terapi.
- Jawad M dkk 2012: uji klinis dilakukan oleh University of Cardiff, Inggris untuk menilai keamanan dan keefektivitasan Echinacea purpurea terhadap selesma. Sebanyak 673 dari 755 subjek dewasa selesai menjalani uji klinis. Subjek diminta untuk konsumsi ekstrak echinacea 3x sehari selama 4 bulan. Hasilnya, angka kejadian kumulatif (kombinasi episode selesma dan lama sakit selesma) lebih rendah 26% pada kelompok echinacea daripada plasebo. Kelompok echinacea mengalami 149 episode selesma (total lama sakit 672 hari) sedangkan plasebo 188 episode selesma (total lama sakit 850 hari). Konsumsi echinacea selama 4 bulan dikatakan aman pada studi ini.
- Shah HA dkk 2007: metaanalisis terhadap 14 uji klinis menunjukkan echinacea menurunkan risiko seseorang menderita selesma sebesar 58% dan mengurangi durasi sakit selesma 1,4 hari.
- Turner RB dkk 2005: uji klinis Echinacea angustifolia dilakukan oleh University of Virginia, Amerika pada 437 subjek rerata usia 20,8±3,3 tahun. Sebanyak 399 subjek berhasil mengikuti uji sampai selesai. Ekstrak echinacea dibagi menjadi tiga jenis yaitu ekstrak menggunakan karbondioksida, 60% etanol, dan 20% etanol. Subjek diberikan perlakuan dari 7 hari sebelum (H-7) sampai 5 hari setelah (H+5) “sengaja diinfeksikan” virus rhinovirus (virus yang paling sering menyebabkan selesma). Hasilnya, tidak ada perbedaan bermakna persentase jumlah subjek yang sakit dalam setiap kelompok setelah “sengaja diinfesikan” virus (81-92%); begitu juga tidak ada perbedaan bermakna total skor gejala selesma antar kelompok.
- Taylor JA dkk 2003: uji klinis tersamar ganda Echinacea purpureadilakukan di Seattle, Amerika pada 407 anak usia 2-11 tahun dengan total 707 kejadian infeksi saluran napas atas. Lama konsumsi 10 hari. Hasilnya, tidak ada perbedaan efek terapi baik pada kelompok echinacea maupunplasebo, antara lain lama gejala (9 vs 9 hari; [echinacea vs plasebo]), lama demam (0,81 vs 0,64 hari), dan lama hari dengan gejala yang berat (1,6 vs 1,64 hari)
- Keterbatasan studi:
- Tidak ada penyetaraan dosis echinacea antar berbagai uji klinis.
- Jenis dan bagian tanaman echinacea juga berbeda. Jenis echinacea bisa E. purpurae atau E. angustifolia. Ada uji klinis yang menggunakan daun, bunga, atau akar dari echinacea.
- Lama terapi juga berbeda. Konsumsi lebih dari 10 hari diduga dapat menekan sistem imun tubuh.
- Telaah statistik yang tidak teliti dan bias (informasi/publikasi) ditemukan pada beberapa uji klinis, seperti Jawad M dkk 2012 dan Shah HA dkk 2007.
- Sistem skoring gejala selesma berbeda antar uji klinis, dan hanya berdasarkan laporan dari subjek (subjektif).
- Kesimpulan:
- Echinacea dikategorikan sebagai herbal/suplemen. Masih perlu uji klinis dengan metode penelitian yang lebih terstandarisasi dan jumlah sampel yang lebih banyak. Tidak direkomendasikan pada anak usia di bawah 12 tahun.
Daftar pustaka:
1.http://nccam.nih.gov/health/echinacea/ataglance.htm diakses pada tanggal 26 Desember 2014.
2.http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/981.html diakses pada tanggal 26 Desember 2014.
3.http://www.drugs.com/cdi/echinacea.html
4.Karsch-Volk M dkk. Cochrane Database Syst Rev. 2014 Feb 20;2:CD000530. doi: 10.1002/14651858.CD000530.pub3.
5.Jawad M dkk. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2012. http://www.hindawi.com/journals/ecam/2012/841315/ diakses pada tanggal 15 Juni 2014.
6.Shah SA dkk. Lancet Infect Dis. 2007;7:473-80.
7.Turner RB dkk. N Engl J Med. 2005;353:341-8.
8.Taylor JA dkk. JAMA. 2003;290:2824-30.
9.University of York. Centre of Reviews and Dissemination. http://www.crd.york.ac.uk/crdweb/ShowRecord.asp?LinkFrom=OAI&ID=12008103377#.VJ5BzsAKA diakses pada tanggal 26 Desember 2014.
10.The Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA). http://www.mhra.gov.uk/NewsCentre/Pressreleases/CON180627 diakses pada tanggal 26 Desember 2014.