Mengenal Obstructive Sleep Apnea Syndrome
Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) adalah kondisi medis berupa kesulitan bernapas saat sedang tidur karena saluran napas atas tertutup sebagian atau seluruhnya oleh adenoid dan amandel. Anak-anak yang mengalami OSAS akan mendengkur (mengorok) dan napasnya terhenti sejenak saat mereka sedang tidur.
Kejadian mendengkur pada anak cukup umum terjadi, sekitar 15-20% anak mendengkur. Sementara OSAS lebih jarang terjadi dan hanya dialami oleh sekitar 2-3% anak. OSAS mengganggu kualitas tidur. Anak yang mengalami OSAS akan merasa lelah sepanjang hari dan dapat mengalami masalah belajar, perilaku dan atau kesehatan.
Diagnosis dan perawatan semenjak dini penting dilakukan untuk mencegah komplikasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan kognitif (kecerdasan) dan perilaku anak.
Gejala-gejala
Bila anak Anda mengalami OSAS gejala-gejala yang mungkin terjadi adalah:
-
Mendengkur keras, napas berhenti sejenak atau sulit bernapas saat tidur
-
Tersedak, terengah-engah atau menghela napas saat tidur
-
Gelisah dan berkeringat saat tidur
-
Tidur dengan posisi yang tidak wajar, seperti tidur di atas tumpukan bantal yang tinggi
-
Bernapas melalui mulut saat tidur di malam hari
-
Sakit kepala dan atau kelelahan di pagi hari
-
Hidung tersumbat/buntu, selera makan kurang baik dan atau susah menelan
Namun bisa saja satu-satunya masalah yang muncul pada anak yang mengalami OSAS adalah kesulitan konsentrasi, masalah perilaku dan kesulitan belajar.
Bayi dan balita dengan OSAS tidak selalu mendengkur saat tidur. Mereka bisa saja hanya sering terganggu tidurnya.
Penyebab
OSAS pada anak umumnya disebabkan pembesaran amandel di bagian belakang kerongkongan, adenoid di bagian belakang hidung, dan turbinate (jaringan tulang kecil) di saluran napas.
Penyebab OSAS yang lain adalah:
-
Obesitas
-
Alergi berkepanjangan atau hay fever
-
Kondisi khusus medis lainnya, berhubungan dengan kelemahan otot atau tonus otot yang rendah (kelainan neuromuskular). Salah satunya adalah pada Down Syndrome
-
Rahang yang sangat kecil atau muka datar (flat face) pada anak-anak
Faktor-faktor Risiko
Selain obesitas (kegemukan), ada beberapa hal lain yaang merupakan faktor risiko terjadi OSAS, yakni:
-
Down syndrome
-
Tulang kepala atau wajah abnormal
-
Cerebral palsy
-
Penyakit Sickle cell
-
Penyakit neuromuskular
-
Lahir dengan berat badan kurang
-
Ada anggota keluarga lain yang pernah mengalami OSAS
Komplikasi
OSAS pada anak dapat mengakibatkan komplikasi serius, antara lain:
-
Gagal tumbuh
-
Pembengkakan jantung
-
Kematian
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, selain memeriksa gejala-gejala yang dialami anak dan catatan kesehatan sebelumnya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa dengan cermat leher, mulut dan lidah, serta adenoid. Dokter mungkin juga akan menyarankan beberapa tes lain, antara lain:
-
Polysomnogram: Anak akan dievaluasi kondisinya saat tidur. Sejumlah sensor akan dipasang di tubuh untuk merekam aktivitas gelombang otak, pola pernapasan, dengkuran, jumlah oksigen, detak jantung dan aktivitas otot saat anak tidur.
-
Oxymetri: Jika dokter menduga kuat OSAS, dan uji polysomnogram tidak tersedia atau dinilai tidak perlu dilakukan, maka kadar oksigen sepanjang tidur malam dipantau memakai oximeter untuk membantu penegakan diagnosis. Ini bisa dilakukan di rumah. Namun, cara ini terkadang gagal untuk menegakkan diagnosis, sehingga anak harus melakukan tes polysomnogram.
-
Elektrokardiogram: Pada pemeriksaan ini sejumlah sensor (terhubung dengan kabel dan elektroda) ditempelkan pada tubuh untuk mengukur impuls listrik yang dhasilkan oleh jantung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah ada masalah jantung yang tersembunyi.
Berikut skema diagnosis dan manajemen OSAS pada anak tanpa komplikasi
Penanganan
Penanganan OSAS tergantung dari penyebab dan keparahannya.
-
Anak-anak yang mengalami pembesaran adenoid dan amandel mungkin memerlukan operasi bedah untuk mengangkat adenoid dan amandelnya.
-
Anak-anak yang kegemukan perlu untuk berolahraga dan mengatur berat badan.
-
Anak-anak dengan alergi hidung yang berkepanjangan (kronis) perlu menggunakan kombinasi beberapa obat-obatan.
-
Anak-anak dengan kondisi khusus atau OSAS parah perlu menggunakan mesin Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) untuk membantu pernapasan saat tidur di malam hari.
-
Beberapa anak mungkin akan memerlukan operasi bedah khusus. Walaupun sebagian besar anak sembuh setelah menjalani operasi, namun terkadang ada anak yang masih mendengkur atau sulit bernapas saat tidur. Bila kondisi tidak membaik 6-8 minggu setelah operasi atau OSAS nya tergolong parah, maka anak perlu kembali konsultasi dengan dokter dan mungkin menjalani pemeriksaan yang lain lagi. (Syl)
Sumber: Mayo clinic, RCH, AAP