Program imunisasi merupakan upaya kemanusiaan yang memiliki tujuan sangat mulia, karena tujuan utama dari vaksin adalah melindungi manusia dari penyakit. Vaksinasi bukan menyembuhkan penyakit, tetapi mencegah sebelum penyakit itu terjadi. Program imunisasi merupakan upaya medis yang sangat EFEKTIF dan EFISIEN. Kenapa disebut efektif? Karena vaksin bekerja dengan cara merangsang terbentuknya antibodi atau sistem imun kita secara spefisik, sehingga saat kita terkena patogen tersebut tubuh kita sudah terlindungi. Bukan hanya efisien dalam hal pemberian, namun vaksin juga ekonomis. Lho kok bisa?padahal vaksin kan lumayan mahal ya? Tetapi akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan biaya perawatan rumah sakit dan biaya berobat. Dan pada saat sakit juga ada waktu yang dikorbankan sehingga ada biaya dan pendapatan yang berkurang.

Selain yang sudah disebutkan diatas, dengan cakupan imunisasi yang tinggi dapat terjadi kekebalan kelompok / herd immunity. Kondisi ini merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi dari penyakit tertentu, yang berdampak terlindunginya kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan vaksin. Herd immunity dapat tercapai apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata.

Setiap tahunnya pemberian imunisasi diperkirakan MENCEGAH 2-3 juta kematian balita di seluruh dunia. Namun diperkirakan sekitar 19,5 juta anak tidak mendapatkan imunisasi rutin, kebanyakan terdapat pada negara dengan penghasilan menengah kebawah, termasuk Indonesia. Salah satu contohnya adalah vaksinasi DPT 3, angka cakupan Indonesia pada tahun 2016 hanya sekitar 79% (sedangkan target global adalah 90%). Pada tahun 2017 didapatkan outbreak difteri di Indonesia, dilaporkan 954 kasus dan 44 diantaranya meninggal dunia.

Sangat disayangkan, program imunisasi di Indonesia masih dililit berbagai permasalahan. Setelah dilakukan penelitian ternyata beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya angka imunisasi di Indonesia adalah kekhawatiran terhadap efek samping vaksin, kurangnya pengetahuan, kurang informasi terhadap kegunaan vaksin dan rendahnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah. Ada juga yang berpendapat “anak saya tidak vaksin kok dok, tapi tidak pernah sakit”. Seperti yang kita bahas diatas, adanya herd immunity dapat memberikan perlindungan terhadap anak/ orang yang tidak tervaksinasi. Namun apabila semakin banyak orang yang berpikir seperti itu, maka angka cakupan imunisasi akan semakin rendah, dan tentunya herd immunity tidak akan tercapai.

Karena alasan-alasan diatas, artikel serial kali ini akan membahas apa saja keuntungan dari vaksin, efek samping dan komplikasi, serta bahaya dari penyakit tersebut bila tidak terlindungi dari vaksin.

Pengetahuan dasar tentang vaksin:

Imunisasi / Vaksin BERBEDA dengan obat. Kegunaan dari obat adalah mengobati penyakit / gejala, sedangkan vaksin MENCEGAH penyakit. Secara garis besar terbagi menjadi 2 jenis yaitu vaksin aktif dan vaksin pasif.

  • Pada vaksin pasif, yang diberikan adalah antibodinya, diambil dari manusia / hewan. Salah satu contohnya adalah ketika bayi baru lahir mendapat antibodi dari ibunya. Namun vaksin jenis ini bertahan hanya sementara dan akan berkurang seiring perjalanan waktu.

  • Pada vaksin aktif, yang diberikan bisa berbeda-beda yaitu patogen (virus / bakteri) hidup yang dilemahkan, patogen mati, protein maupun toksin dari patogen tersebut. Namun tujuan nya tetap sama, yaitu merangsang pembentukan antibodi, sehingga tubuh memiliki “senjata” untuk melindungi diri pada saat terinfeksi. (Adit)

Pengetahuan tentang penyakit dan efek samping dari vaksin:

Sumber:

https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/prinvac.pdf

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31522808

https://www.who.int/topics/vaccines/en/

https://www.depkes.go.id/article/view/17042600003/mengenal-herd-immunity-dalam-imunisasi.html

Share artikel ini: